Situasi geopolitik di Timur Tengah kembali menjadi sorotan dunia. Meski Iran dan Israel saat ini sedang melakukan gencatan senjata setelah konflik memanas selama beberapa pekan terakhir, namun ketegangan di antara keduanya belum benar-benar usai. Banyak analis menilai bahwa kesepakatan gencatan senjata bersifat sementara dan berpotensi pecah sewaktu-waktu.
Dalam situasi seperti ini, perlindungan finansial menjadi hal yang tidak bisa ditunda lagi. Bagi Sobat yang cermat, momentum Iran dan Israel gencatan senjata ini bisa menjadi waktu terbaik untuk menata kembali portofolio keuangan. Situasi perang selalu memberi dampak besar pada pasar keuangan baik ketika berlangsung maupun ketika mereda.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui aset apa saja yang sebaiknya dimiliki saat perang untuk mengamankan kondisi finansial pribadi. Treasury memiliki beberapa saran aset yang wajib Sobat simpan dan miliki meskipun saat ini Iran dan Israel gencatan senjata.
1. Emas Digital: Aset Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Global
Emas telah lama diakui sebagai aset pelindung nilai atau safe haven, terutama saat konflik global memanas. Meski Iran dan Israel sedang melakukan gencatan senjata, namun sentimen pasar terhadap ketidakpastian ekonomi masih tinggi. Serangan balasan atau provokasi kecil bisa kembali memicu konflik terbuka.
Situasi ini mendorong emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor global untuk menjaga kekayaan mereka dari fluktuasi ekonomi. Tidak hanya emas fisik, saat ini emas digital hadir menjadi solusi modern yang lebih praktis dan likuid dibandingkan emas fisik. Sobat bisa membeli, menyimpan, hingga mencairkannya kapan saja melalui aplikasi.
Salah satu aplikasi emas digital yang terkenal aman adalah Treasury. Treasury merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Transaksi digital di aplikasi Treasury juga terjamin aman karena telah terdaftar di Komdigi dan berpartner dengan ICH.
Ketika nilai mata uang melemah dan inflasi meningkat akibat efek domino perang, emas digital akan membantu Sobat mempertahankan nilai aset yang dimiliki dan menjaga daya beli di saat krisis. Jadi meskipun Iran dan Israel sedang melakukan gencatan senjata, emas tetap menjadi alat lindung nilai yang tidak tergantikan.
Tidak hanya itu, bahkan bank sentral di berbagai negara saat ini sedang berusaha untuk menambah cadangan emas mereka sebagai antisipasi risiko geopolitik. Hal ini menjadi sinyal bahwa emas bukan hanya untuk investor ritel, tapi juga strategi jangka panjang lembaga keuangan besar.
Baca Juga: Ancaman Perang Dunia Ketiga Makin Nyata, Buru-buru Amankan Aset! – Treasury
2. Perak: Logam Mulia Alternatif Strategis Selain Emas
Selain emas, perak juga menjadi aset strategis yang patut dipertimbangkan, terutama saat ketegangan global meningkat. Meskipun harganya lebih volatil dibandingkan emas, perak memiliki karakteristik serupa sebagai logam mulia yang berfungsi sebagai pelindung nilai. Bahkan ketika Iran dan Israel gencatan senjata, perak tetap menunjukkan performa yang solid.
Keunggulan perak terletak pada fungsinya gandanya yaitu sebagai aset safe haven sekaligus bahan industri. Permintaan yang datang dari berbagai sektor seperti energi terbarukan, elektronik, hingga otomotif, membuat harga perak memiliki landasan fundamental yang kuat.
Hal tersebut membuat investasi di perak tidak hanya memberikan potensi lindung nilai, tapi juga membuka peluang pertumbuhan yang menarik dalam menghadapi krisis, meskipun saat ini Iran dan Israel sedang melakukan gencatan senjata.
Selain itu, perak sering kali dianggap undervalued dibandingkan emas. Anggapan ini menjadikan perak sebagai alternatif ideal bagi Sobat yang ingin memulai investasi logam mulia dengan modal lebih terjangkau. Ketika konflik global semakin memanas dan memengaruhi harga komoditas, perak bisa jadi mengalami kenaikan signifikan.
3. Bitcoin: Aset Digital untuk Melindungi Kekayaan
Bitcoin kini telah menjadi bagian dari strategi diversifikasi modern, terutama dalam menghadapi gejolak geopolitik. Meski memiliki banyak pro dan kontra, performa bitcoin dalam berbagai krisis global menunjukkan kemampuannya untuk menjadi pelindung nilai alternatif karena tidak terikat pada mata uang atau kebijakan moneter negara mana pun.
Banyak investor memindahkan sebagian aset ke bitcoin untuk menjaga likuiditas dan akses, terutama jika krisis meluas dan membatasi pergerakan dana secara internasional. Meskipun Iran dan Israel saat ini sedang melakukan gencatan senjata, kekhawatiran terhadap stabilitas regional tetap membuat Bitcoin relevan.
Dalam kondisi konflik seperti sekarang, keunggulan bitcoin yang bebas dari pengaruh geopolitik secara langsung sangat berharga. Ketika Iran dan Israel sedang gencatan senjata, bitcoin tetap menunjukkan volume transaksi yang tinggi. Namun, penting juga bagi Sobat untuk memahami bahwa bitcoin juga memiliki beberapa kekurangan.
Volatilitas harga bitcoin sangat tinggi sehingga nilainya bisa turun drastis dalam waktu singkat. Berbeda dengan emas yang sudah terbukti diterima di berbagai negara sebagai aset yang bernilai, bitcoin masih menghadapi tantangan regulasi di banyak negara sehingga dapat memengaruhi likuiditas dan aksesibilitasnya.
Gencatan senjata antara dua negara besar seperti Iran dan Israel tentu memberikan sedikit angin segar bagi pasar global. Namun Sobat perlu ingat bahwa gencatan belum tentu mengisyaratkan perdamaian jangka panjang. Justru di masa tenang inilah saat paling tepat untuk memperkuat strategi finansial.
Jadikan momen gencatan senjata antara Iran dan Israel sebagai peluang untuk membangun fondasi keuangan yang lebih kuat, tahan terhadap gejolak, dan relevan dengan dinamika zaman. Jangan tunda hingga situasi kembali memanas! Ambil langkah cerdas sekarang demi masa depan keuangan yang lebih aman.