Harga emas dunia kembali mencetak prestasi mengesankan di awal pekan. Pada Senin, 8 September 2025 harga emas dunia diperdagangkan di level USD3.591,25 per troy ons, naik tipis 0,14%. Jika dihitung dalam setahun terakhir, harga emas sudah melesat naik hingga 37%, menegaskan statusnya sebagai salah satu aset dengan performa paling cemerlang di 2025.
Penguatan harga emas ini berlanjut dari reli pekan lalu. Pada perdagangan Jumat, 5 September 2025, emas ditutup menguat 1,16% ke posisi USD3.586,36 per troy ons, yang sekaligus menjadi rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Bahkan dalam perdagangan intraday, emas sempat menyentuh level USD3.599 per troy ons.
Kenaikan tajam ini tidak lepas dari memburuknya data ketenagakerjaan Amerika Serikat. Pasar menilai melemahnya indikator tenaga kerja akan mendorong The Fed untuk segera memangkas suku bunga. Data Non-Farm Payrolls (NFP) bulan Agustus menunjukkan hanya ada tambahan 22.000 pekerjaan, jauh di bawah perkiraan 75.000.
Klaim pengangguran juga meningkat 8.000 menjadi 237.000, sementara tingkat pengangguran naik ke 4,3%, yang merupakan level tertinggi sejak 2021. Data ini menegaskan sinyal perlambatan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Situasi ini membuat ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter semakin jelas.
Hampir seluruh pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17 September mendatang. Bahkan, sebagian mulai berspekulasi adanya peluang pemangkasan lebih agresif, yakni 50 bps, jika tren pelemahan ekonomi semakin nyata.
Harga Emas Hari Ini Senin, 8 September 2025 di Indonesia
Berbeda dengan pergerakan emas global, harga emas di Indonesia cenderung stabil pada awal pekan ini. Pada Senin, 8 September 2025 harga beli emas Antam masih bertahan di level Rp2.060.000 per gram, sama dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Meski bergerak sideways, harga ini tetap menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
Harga buyback atau harga jual kembali yang ditawarkan Antam juga tidak mengalami perubahan, yakni berada di Rp1.907.000 per gram. Stabilitas ini menunjukkan pasar domestik masih mengikuti tren penguatan harga emas global namun dengan jeda respons.
Sementara itu, harga emas digital di aplikasi Treasury menunjukkan pergerakan lebih cepat. Pada Senin siang pukul 12.00 WIB, harga emas di Treasury tercatat di Rp1.969.947 per gram, naik cukup signifikan dibandingkan dengan harga penutupan akhir pekan di posisi Rp1.954.405 per gram. Lonjakan sekitar Rp15.000 ini menunjukkan bahwa harga emas digital lebih responsif mengikuti dinamika global, meski sempat mengalami fluktuasi intraday.
Prediksi Harga Emas Mendatang
Harga emas masih akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting. Dari sisi fundamental, meskipun reli emas saat ini banyak didorong oleh spekulasi di pasar berjangka, permintaan fisik mulai menunjukkan perlambatan. Di pasar utama seperti China dan India, pembelian emas cenderung menurun ketika harga menembus USD3.550 per troy ons.
Kondisi ini menunjukkan adanya “sticker shock” di level rekor ini. Namun, permintaan dari bank sentral global tetap menjadi penopang utama. Sepanjang 2024, bank sentral tercatat membeli lebih dari 1.000 ton emas, dan tren ini diperkirakan berlanjut pada 2025 mengingat tekanan inflasi serta volatilitas mata uang.
Selain itu, data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pekan ini menjadi sorotan berikutnya. Angka inflasi tersebut akan hadir bersamaan dengan sinyal kebijakan dari European Central Bank (ECB). Jika data menunjukkan tren disinflasi berlanjut dan ekonomi melemah, ekspektasi pelonggaran moneter akan semakin kuat sehingga mendukung reli emas.
Dari sisi proyeksi jangka menengah, Goldman Sachs memperkirakan harga emas berpotensi menembus jauh di atas baseline USD4.000 per troy ons pada pertengahan 2026, seiring meningkatnya diversifikasi investor swasta ke logam mulia. Bank investasi tersebut memprediksi harga emas mencapai USD3.700 pada akhir 2025, sebelum berlanjut menembus USD4.000 di pertengahan tahun berikutnya.
Secara teknikal, emas masih solid di jalur bullish. Indikator Relative Strength Index (RSI) emas berada di level 71, menegaskan tren penguatan. Namun, RSI emas yang di atas 70 juga memberi sinyal bahwa pasar sudah memasuki kondisi overbought. Hal ini diperkuat dengan indikator Stochastic RSI yang menyentuh level 100.
Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp 5.000-an Aja
Naik turunnya harga emas harian tidak perlu Sobat khawatirkan. Secara akumulatif harga emas pasti akan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Idealnya emas memang digunakan untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang.
Jadi gak perlu ragu untuk mulai investasi emas.Sekarang, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp 5 ribu di Treasury!
Treasury merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di Komdigi dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna.
Treasury juga merupakan anggota dari ICDX yaitu lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. Jadi Sobat gak perlu khawatir dengan legalitas dan keamanan berinvestasi emas di Treasury.
Tidak hanya itu. Terdapat berbagai fitur menarik Treasury seperti Jamimas (pinjaman emas), Panen Emas dengan bunga mencapai 9% p.a, GRATIS simpan dan transfer emas, serta masih banyak promo dan hadiah spesial lainnya.
Meski menabung emas secara digital, Sobat tetap bisa kok mencetak tabungan emasmu menjadi emas fisik, koin, atau perhiasan karena Treasury juga bekerja sama dengan PT. Antam dan UBS.
Tunggu apalagi? Mulai investasi emasmu sekarang untuk finansial yang lebih baik di masa kini dan masa depan!