Tips Keuangan
Hati-hati Jangan Remehkan Latte Factor, Bocor Halus yang Bisa Bikin Tekor
Treasury Author
Jumat, 27 Oktober 2023

 

Halo Sobat Treasury, sering kali proyeksi atau rencana investasi dan menabung rutin kita meleset gara-gara uang awal bulan keluar gak sesuai rencana tanpa disadari. Hal ini gara-gara kamu  keluar uang karena hanya jajan, berburu barang diskon, beli kopi rutin atau ada teman yang sering pinjam seratus dulu. Gak banyak sih emang pengeluaran ini, tapi lama-lama bisa bikin boncos!

 

Pengeluaran kecil alias bocor halus inilah yang kemudian dinamakan Latte Factor. Kata “Latte” sendiri berasal dari salah satu jenis penyajian kopi yang cukup populer, yaitu Coffee Latte. Coffee Latte adalah campuran kopi dan susu dengan memiliki lapisan busa tipis di bagian atasnya. Istilah ini sebenarnya merujuk kepada kebiasaan orang-orang yang tanpa sadar selalu membeli kopi secara rutin dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitasnya.

 

Tidak hanya kopi saja, istilah ini juga mengacu kepada pengeluaran-pengeluaran kecil yang dilakukan secara rutin sehingga memberikan dampak yang cukup besar terhadap kondisi keuangan anda. Padahal sebenarnya pengeluaran ini tidaklah penting dan bahkan dapat ditiadakan.

 

Adalah David Bach, seorang penulis dan motivator keuangan di Amerika Serikat mencetuskan istilah ini. Ia melihat kopi sebagai sumber pengeluaran skala kecil yang jika dijumlahkan dalam sebulan, totalnya bisa lebih besar dari tagihan listrik dan air.

 

Contohnya, kamu harus keluar uang beli kopi 20 ribu sebulan, maka kopi yang kamu konsumsi setiap hari. Angka 600 ribu sebulan untuk jajan kopi sebenarnya bisa kamu maksimalkan misalnya untuk investasi diri ikut kelas menulis, membeli 5-6 buku atau buat investasi emas. 

 

Salah satu penyebab utama dari Latte Factor ini adalah gaya hidup YOLO (You Only Live Once), artinya kamu hanya hidup sekali atau hanya memuaskan keinginan kita. Misalnya, di e-commerce gak sengaja lagi asyik scroll ternyata ada barang limited edition, karena nggak mau ketinggalan tren kita jadi ikutan beli. Karena pola belanja yang nggak terencana ini akhirnya pengawasan keuangan jadi kendor.0

 

Mungkin beberapa di antara kamu kadang menjadikan bocor halus ini sebagai alasan untuk self reward setelah kamu lelah mengerjakan tugas atau bekerja. Nggak ada yang salah sih, apalagi kamu healing selain untuk refreshing juga untuk cari pengalaman baru. Tapi seharusnya di awal kamu sudah mengatur pos budget untuk self care dan bagaimana kamu mengontrolnya supaya nggak over budget. Selain itu, faktor lain sumber bocor halus, bisa jadi karena hobi seperti mengoleksi barang-barang tertentu. Sama seperti kasus self care, sebaiknya dibuatkan pos budget khusus untuk hobi.

 

Kalau sudah jadi habits dan kebiasan gimana dong caranya biar gak bocor halus? Bisa kok. Pelan-pelan kamu bisa menutup kebocoran halus. Kamu bisa memulainya dengan  membawa bekal air minum dalam tumbler dari rumah agar tidak perlu membeli air mineral kemasan.

 

Kamu juga bisa memanfaatkan promo bebas ongkir yang sering diberikan marketplace saat belanja online atau kamu hanya membeli barang sesuai kebutuhan dan tidak mudah dirayu oleh promo dari barang yang tidak dibutuhkan.

 

Biasakan untuk pelan-pelan menyiapkan menyiapkan kopi racikan sendiri. Membawa bekal makanan dari rumah saat ke kantor. Sesederhana ini dan mudah kan? 

 

Biasakan jangan biarkan uang receh tersebar di setiap kantong celana, baju, tas, dan sebagainya. Siapkan kotak atau dompet khusus untuk menyimpan uang receh hasil pengembalian belanja. Kamu pasti akan terkejut dengan hasilnya, jika selalu menyimpan uang receh dalam waktu tiga-enam bulan. Setelah terkumpul, kamu bisa menggunakan uang receh untuk menambah dana investasi.

 

Pengeluaran bocor halus masih dalam batas toleransi kalau besarannya tidak lebih dari 5% penghasilan bulanan. Tapi kalau mencapai 10% lebih, bocor halus perlu direm nih supaya nggak boncos bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan darurat lainnya. Makanya penting buat kita untuk selalu update setiap pengeluaran.

 

Selain juga sudah harus mencatat keuangan, kamu juga harus membatasi pengeluaran yang dibelanjakan sehari-hari.  Misalnya, menyediakan uang maksimal Rp 100.000 di dompet. Lalu kita harus berkomitmen untuk nggak mengambil duit lagi jika kurang, kecuali untuk kebutuhan mendesak. Sehingga berapapun uang yang kita keluarkan, pengeluaran tetap terkendali secara harian. Kalau tiba-tiba budget kita mulai menipis, kita dengan mudah bisa me-review kemana uang dibelanjakan.

 

Bocor halus ini bisa juga kamu antisipasi dari awal dengan langsung alokasikan uang untuk investasi dan menabung misalnya. Kebocoran 5-10 persen tentu angka yang lumayan jika kamu rutin investasi dan menabung. Cpba kita hitung seandainya biasa beli kopi rutin, sebut saja 500 ribu sebulan. Lalu kamu investasikan yang memiliki return tinggi hingga 10 persen.

 

Misalnya saja sebulan kamu berinvestasi Rp500.000 selama 10 tahun. Kamu bisa mendapatkan dana Rp95 juta pada akhir masa investasi. Dibandingkan dengan menabung hanya mendapatkan Rp60 juta. Artinya kamu mendapatkan return sekitar Rp35 juta dari total modal. Angka yang lumayan bukan?

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury, untuk menghindari kebiasaan Latte Factor kamu bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!

 

 

Artikel Populer
Kabar Emas
Sempat Turun, Harga Emas Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 Terkoreksi Naik
Dayinta
Rabu, 26 Juni 2024
Tips Keuangan
Tips Persiapan Pensiun untuk Pegawai Swasta
Treasury Author
Jumat, 04 Maret 2022
Tips Keuangan
Tips Libur Lebaran Hemat, Dijamin Dompet Nggak Nangis
Treasury Author
Rabu, 12 April 2023