Sobat Treasury, belakangan ini viral tentang mantan kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga yang menjual beberapa medalinya untuk pengobatan mata. Mantan kiper Arema FC ini memposting di Instagram pribadinya dan menyatakan akan menjual semua medali yang pernah diraihnya. “Dengan sangat berat hati. Melepas semua prestasi. Yang berminat meminangnya. Hub kontak di bio. Terimakasih banyak,” tulis keterangan dalam unggahannya.
Kejadian ini lantas membuat Ketua Umum PSSI Erick Thohir terkejut dan langsung menemui sang kiper legenda ini. Erick Thohir membawa Meiga periksa matanya yang ternyata mengidap penyakit langka Menurut dokter yang memeriksa Kurnia Meiga, tim menemukan kelainan pada mata Meiga yang menonjol sebelah kiri, namun sebelah kanan juga ada kelainan.
“Tadi tim dokter sudah lapor saya, Meiga dan keluarga harus mulai disiplin makan-makanan, dan juga akan dicarikan alat bantu supaya bisa menjaga penglihatannya stabil,” jelas Erick Thohir.
Padahal, karier Kurnia Meiga saat menjadi pemain masuk kategori pemain bintang, yang tidak hanya moncer di lapangan namun juga kerap muncul di layar kaca sebagai bintang iklan. Ia adalah mantan kiper utama tim elit Liga 1 Indonesia Arema FC dan langganan dipilih jadi kiper Timnas Indonesia. Meiga bahkan pernah dinobatkan sebagai kiper terbaik Piala AFF 2016. Pada saat itu, dia ikut membawa Indonesia menjadi runner-up.
Kurnia Meiga bukan satu-satunya atlet yang punya kehidupan sulit usai pensiun, Mantan atlet dayung nasional asal Jambi, Leni Haini, sempat menjadi sorotan. Sebab, Leni sempat berencana menjual medali-medali emasnya yang didapat dari kejuaraan nasional maupun internasional lantaran terhimpit masalah ekonomi dan pengobatan anaknya.
Punya Penghasilan Miliaran
Pendapatan atlet, terutama di cabang olahraga unggulan seperti bulutangkis dan sepakbola terbilang cukup besar. Untuk para pesepakbola asing yang bermain di klub Indonesia, berkisar antara Rp250 juta hingga Rp300 juta per bulan. Untuk pemain lokal, nominal gaji paling tinggi berkisar antara Rp130 juta hingga Rp150 juta per bulan.
Sistem gaji yang umumnya digunakan di klub-klub sepak bola Indonesia adalah sistem kontrak. Misalkan, dalam kontrak satu tahun, seorang pesepak bola menjalin kontrak dengan sebuah klub senilai Rp1 miliar, nominal tersebut kemudian akan di-breakdown selama satu musim.
Sedangkan dari cabang bulutangkis, rata-rata pendapatan mereka dalam setahun terbilang juga cukup fantastis sebab jika ditotal bisa mencapai Rp1 miliar. Kerennya lagi, gaji tersebut akan terus bertambah seiring dengan produktivitas atlet tersebut.
Semakin sering pemain bulu tangkis tersebut menjuarai turnamen, maka gaji yang ia terima akan semakin banyak, seperti mendapat hadiah kejuaraan dari turnamen dalam dan luar negeri, bonus dari sponsor, bonus dari klub, dan bonus dari pemerintah.Nominal akan bertambah ketika atlet tersebut menjadi brand ambassador dari sebuah merk.
Contohnya seperti ganda putra Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan saat menjadi Juara All England, bisa mendapatkan bonus dari pemerintah hingga 500 juta rupiah. Bonus tersebut belum termasuk dengan bonus jika atlet bisa menjuarai Olimpiade. Juara Olimpiade seperti Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad bahkan bisa mendapatkan bonus hingga Rp5 miliar dari pemerintah!
Sedangkan pemain level B atau mereka yang berada di rangking 11 hingga 20 punya value kontrak senilai Rp500 juta.Bahkan pemain bulu tangkis yang belum memiliki nama bisa punya kontrak value sebesar Rp25 juta
Dalam Atlet yang Hebat Terdapat Finansial yang Sehat
Umur karier atlet memang tidak panjang sehingga para atlet harus menyadari pentingnya menyiapkan keuangan di masa pensiun. Menjual medali tentunya bukan solusi sebab medali tentu memiliki makna sentimental dan mungkin tak ternilai harganya bagi para atlet yang memakainya di leher mereka saat menjadi juara.
Masalah ini menjadi sorotan bahkan Presiden Joko Widodo yang belum lama ini memberikan bonus kepada para atlet dan official tim peraih medali di SEA Games 2023 lalu. Dalam acara yang dilaksanakan di Istana Negara tersebut, Presiden menyampaikan pesan yang sangat penting. “Saya titip pesan bonus ini dimanfaatkan untuk hal produktif dan jangka panjang.” jelas Jokowi.
Legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti, sosok yang saat ini juga berkecimpung di dunia bisnis produk olahraga mengatakan banyak atlet setelah selesai bermain dan pensiun tidak memiliki jaminan. Maka, para atlet harus mulai mengatur dan menginvestasikan keuangannya.
“Banyak atlet setelah selesai tidak terjamin. Itu kalau tidak mengatur, menginvestasikan, dan harus didampingi,” katanya.
Susi mengajak seluruh generasi muda untuk menabung sebab kebutuhan ke depan akan banyak.”Tabungan sangat penting tidak hanya untuk atlet, dengan menabung itu menyiapkan masa depan,” katanya yang sudah merambah ke bisnis kuliner, dan otomotif.
Menurut mantan juara Olimpiade ini, sebagai atlet harus punya rencana keuangan. Selain menabung atlet juga harus sadar investasi. Sebab, banyak atlet setelah selesai kariernya masa depan tidak terjamin karena tak mampu mengatur keuangan.
Mantan petinju nasional, Chris John juga menyarankan agar atlet harus pandai mengelola penghasilan. Chris John lebih memilih berinvestasi dengan membeli properti. “Saya lebih banyak investasi di tanah dan bangunan,” kata Chris. Menurut Chris, penghasilannya ketika masih menjadi atlet tinju memang lumayan tinggi. Ia selalu menyisihkan sebagian besar uangnya untuk membeli aset tak bergerak itu.
Berbeda dengan Chris Jhon, pelatih Timnas Indonesia Indra Sjafri, lebih memilih berinvestasi di emas untuk masa depannya. Pelatih yang sukses membawa Indonesia raih emas di SEA Games 2023 lalu ini menyatakan bahwa pilihan investasi masa depan yang cocok untuk para atlet adalah emas. “Karena kita ketahui, pasar emas terus berfluktuasi meningkat dan tahan terhadap gerusan inflasi. Dari zaman dulu, masyarakat yang cerdas memilih emas menjadi investasinya jangka panjang,” ucapnya.
Merencanakan dengan Emas
Umur karier atlet memang tidak panjang sehingga harus punya finansial yang sehat untuk menjamin hidup di masa tua. Namun tak hanya atlet saja, kita juga harus punya rencana keuangan yang baik, karena sekaya apapun Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi jika tak punya rencana keuangan yang baik bakal menderita di hari tua nanti.
Sobat Treasury, kamu juga harus memulainya dari sekarang juga melakukan rencana keuangan yang baik, dan tak perlu bingung mulai dari langkah paling mudah dan sederhana dengan investasi emas di Treasury. Di Treasury adah fitur rencana emas yang memudahkan investor dalam berinvestasi emas.
Di fitur ini kamu dapat mewujudkan tujuan finansial yang diimpikan menggunakan simpanan Emas yang dimiliki secara rutin. Pengguna bisa memilih beberapa opsi rencana finansial, yaitu; Dana Darurat, Dana Pendidikan dan Dana Pernikahan.
Sobat Treasury juga bisa merencanakan impian yang dimiliki, seperti dana liburan, dana pensiun, dana naik haji atau umroh dan lain sebagainya..
Cara gabungnya gampang, yaitu dengan dengan memasukan beberapa informasi, seperti estimasi dana yang diperlukan, target waktu dan frekuensi mewujudkan rencana finansial yang dimiliki. Setelah semua informasi dimasukkan, Anda akan mengetahui estimasi jumlah emas yang dibutuhkan.
Simpanan Emas yang dimiliki akan berpindah secara otomatis ke saldo Rencana Emas yang telah dibuat, sesuai frekuensi waktu yang dipilih. Agar rencana yang dimpikan bisa terwujud tepat waktu, Treasury akan mengingatkan pengguna secara teratur dan terjadwal.
Melalui fitur Rencana Emas, pengguna juga bisa melihat jumlah simpanan yang telah terkumpul secara langsung. Apabila target simpenan Emas telah terkumpul, kamu juga bisa mencairkan simpanan Emas yang dimiliki seluruhnya, kapanpun.
Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa mempunyai tabungan emas berjangka dengan bunga s.d 9% p.a melalui fitur Panen Emas, atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini! Dan masih banyak fitur menarik lainnya yang tersedia di Treasury!