Keputusan The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,00-4,25% justru membuat harga emas dunia tersungkur. Alih-alih melanjutkan reli, emas tertekan karena sebagian pelaku pasar memilih merealisasikan keuntungan setelah kenaikan beruntun, ditambah penguatan dolar Amerika Serikat pasca pengumuman kebijakan tersebut.
Pada perdagangan Kamis, 18 September 2025 hingga pukul 06.22 WIB, harga emas di pasar spot tercatat melemah ke posisi USD3.669,90 per troy ons. Level ini menandai koreksi tipis setelah sehari sebelumnya, Rabu, 17 September 2025, emas sempat menguat tipis 0,11% ke level USD3.693,45 per troy ons. Bahkan, pada perdagangan intraday harga emas sempat menyentuh USD3.707,40 per troy ons sebelum berbalik melemah.
Tekanan pada emas sejalan dengan penguatan indeks dolar Amerika Serikat. Pada Rabu, 17 September 2025, indeks dolar (DXY) ditutup naik 0,25% ke level 96,87, mematahkan tren pelemahan dua hari sebelumnya. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan tertahan.
Analis StoneX, Rhona O’Connell, menilai harga emas kerap kembali terkoreksi ketika mendekati level USD3.700 per troy ons, hal ini dipengaruhi oleh aktivitas sebagian investor yang menjaga posisi mereka di pasar derivatif, sehingga level tersebut menjadi sulit ditembus.
Dengan dinamika terbaru ini, emas kehilangan momentum reli jangka pendek meskipun faktor pendukung fundamental seperti arah kebijakan moneter The Fed dan ketidakpastian ekonomi global masih tetap menjadi sorotan utama pasar.
Harga Emas Hari Ini, Kamis, 18 September 2025 di Indonesia
Penurunan harga emas dunia setelah keputusan The Federal Reserve langsung berdampak pada pasar dalam negeri. Pada Kamis, 18 September 2025, harga emas Antam melemah Rp17.000 ke Rp2.098.000 per gram, setelah sehari sebelumnya masih berada di level Rp2.115.000 per gram. Harga buyback juga ikut terkoreksi, turun dari Rp1.962.000 per gram menjadi Rp1.945.000 per gram.
Pelemahan tren ini juga tercermin pada emas digital. Di aplikasi Treasury, harga emas pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB berada di Rp2.004.645 per gram, turun 0,7% dibanding Rabu di Rp2.019.117 per gram. Sehari sebelumnya, pada Selasa, harga emas digital sempat tercatat Rp2.011.996 per gram.
Koreksi harga emas hari ini menunjukkan betapa eratnya kaitan pasar domestik dengan kebijakan moneter Amerika Serikat. Meski demikian, pelemahan ini lebih mencerminkan reaksi jangka pendek pasar terhadap penguatan dolar, sementara daya tarik emas sebagai aset safe haven tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.
Baca Juga: Didorong Ekspektasi The Fed, Harga Emas Hari Ini Rabu, 17 September 2025 Bertahan di Puncak
Prediksi Harga Emas Mendatang
Harga emas mendatang masih sangat dipengaruhi arah kebijakan moneter Amerika Serikat. The Federal Reserve memangkas suku bunga 25 basis poin ke level 4,00-4,25% pada Rabu, 17 September 2025. Namun, harga emas justru melemah usai pengumuman tersebut karena investor melakukan penyesuaian portofolio. Penguatan dolar menjadi faktor utama pelemahan ini.
Prospek emas tetap ditopang ekspektasi pemangkasan lanjutan oleh The Fed. Dot plot terbaru mengindikasikan dua pemangkasan tambahan pada Oktober dan Desember mendatang. Hal ini mencerminkan upaya menyeimbangkan risiko inflasi yang masih tinggi dengan pelemahan pasar tenaga kerja.
Jika ditarik ke belakang, The Fed sempat menaikkan suku bunga total 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Pemangkasan kemudian dimulai pada September, November, dan Desember 2024 sebesar total 100 bps. Kini, pada September 2025, The Fed kembali memangkas 25 bps. Arah kebijakan berikutnya akan sangat menentukan reli emas selanjutnya.
Selain faktor moneter, sentimen geopolitik dan politik domestik Amerika Serikat ikut menopang harga emas. Tekanan Presiden Donald Trump agar bunga dipangkas lebih agresif menambah ketidakpastian. Konflik Ukraina–Rusia serta kebijakan tarif perdagangan memperkuat emas sebagai aset lindung nilai. Investor global pun tetap menaruh minat tinggi pada emas.
Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan bergerak di kisaran USD3.600–USD3.900 per troy ons. Potensi penguatan lebih lanjut terbuka apabila dolar kembali melemah. Untuk jangka menengah, peluang emas menguji level USD3.900 per troy ons tetap ada. Beberapa lembaga besar bahkan menargetkan USD4.000 per troy ons pada tahun depan.
Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an Aja
Naik turunnya harga emas sehari-hari sebenarnya tidak perlu terlalu Sobat khawatirkan. Karena jika dilihat dalam jangka panjang, nilai emas cenderung terus naik dari tahun ke tahun. Itulah kenapa emas lebih ideal dijadikan investasi menengah hingga panjang.
Jadi, buat Sobat yang baru mau mulai, nggak perlu ragu. Sekarang investasi emas bisa dimulai dengan sangat mudah, bahkan cukup dari Rp 5.000 lewat Treasury.
Treasury sendiri adalah pedagang emas fisik digital pertama yang sudah mengantongi lisensi resmi dari BAPPEBTI. Semua transaksi dilakukan secara digital, tapi tetap aman karena Treasury juga terdaftar di Komdigi dan bekerja sama dengan ICH yang menjamin keamanan pengguna.
Selain itu, Treasury juga tercatat sebagai anggota ICDX lembaga kliring sekaligus bursa berjangka yang berada di bawah pengawasan BAPPEBTI. Jadi soal legalitas dan keamanan, kamu nggak perlu ragu lagi.
Bukan hanya aman, Treasury juga punya berbagai fitur menarik. Ada Jamimas, yaitu pinjaman berbasis emas, lalu Panen Emas dengan bunga hingga 9% per tahun, plus GRATIS biaya simpan dan transfer emas. Belum lagi berbagai promo dan hadiah spesial yang bikin menabung emas jadi lebih seru.
Menariknya lagi, meski menabung lewat aplikasi, emas yang kamu kumpulkan tetap bisa dicetak menjadi emas fisik, koin, atau perhiasan karena Treasury bekerja sama langsung dengan PT Antam dan UBS.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Treasury sekarang dan mulai investasi emasmu, demi finansial yang lebih aman hari ini dan masa depan yang lebih terjamin.