Pada penutupan pasar pekan lalu Jumat (20/09/2024) harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di posisi USD 2.621,96 per troy ons. Sedangkan pada pekan ini Senin (23/09/24) harga emas dibuka dengan koreksi tipis sebesar 0,06% ke posisi USD 2.620,44 per troy ons.
Kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pekan lalu sebesar 50 bps berpengaruh besar terhadap harga emas hingga menembus level psikologis USD 2.600 per troy ons. Bahkan kenaikan di penutupan perdagangan pekan lalu mencapai 1,37%.
Koreksi tipis pada awal pekan ini menjadi jeda sejenak bagi harga emas karena banyak investor yang memanfaatkan momen ini untuk melakukan aksi profit taking. Melonjaknya harga emas di akhir pekan merupakan dampak dari pemangkasan suku bunga yang besarnya melebihi ekspektasi pasar.
Bank sentral Amerika Serikat melakukan pemangkasan suku bunga besar-besaran untuk pertama kali sejak empat tahun yang lalu tepatnya Maret 2020 saat pandemi Covid-19 menyerang. Keputusan pemotongan suku bunga ini diambil karena The Fed memandang pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat sedang menuju ke arah yang baik.
Tingkat inflasi yang dilaporkan beberapa bulan ke belakang menunjukkan bahwa angkanya menurun menuju ke 2% sesuai dengan yang ditargetkan oleh The Fed. Hal inilah yang mendorong The Fed memangkas suku bunga lebih besar dari yang diprediksi pasar sebelumnya di angka 25 bps.
Harga Emas di Indonesia Hari Ini
Setelah mengikuti jejak harga emas dunia yang mencetak rekor pada pekan lalu, harga beli emas di Indonesia pada pembukaan pekan ini stagnan sama seperti penutupan pasar di pekan sebelumnya. Hari ini Senin (23/09/24) berada di posisi Rp 1.455.000 per gram.
Sama halnya dengan harga belinya, untuk harga buyback emas Antam masih stabil di angka Rp 1.295.000 per gram. Meski harga emas dunia dibuka dengan koreksi tipis, harga emas di Indonesia belum menunjukkan pergerakan.
Berbeda dengan harga emas dunia dan emas Antam, harga emas Treasury pada awal pekan ini Senin (23/09/2024) dibuka naik ke posisi Rp 1.333.220 per gram dari yang sebelumnya berada di posisi Rp 1.324.093. Emas Treasury mengalami kenaikan sekitar Rp 9.000.
Prediksi Harga Emas Mendatang
Munculnya kebijakan pemotongan suku bunga oleh The Fed mengakibatkan harga emas naik secara signifikan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun umumnya, harga emas yang tinggi tidak bertahan terlalu lama karena terdampak oleh aksi profit taking.
Aksi ini merupakan upaya mengambil keuntungan dari investasi emas dengan cara menjualnya ketika harganya sedang naik. Saat harga emas berada di posisi tertinggi, maka selisih antara harga beli dan harga jualnya juga akan meningkat. Oleh karena itu ketika harga emas mencetak rekor tertinggi, para investor berbondong-bondong menjual sebagian aset emasnya.
Sedangkan secara jangka panjang harga emas diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2025 The Fed memproyeksikan suku bunga bank sentral berada di angka 3,4% yang artinya akan dilakukan pemotongan suku bunga sebesar 100 bps.
Besarnya pemotongan suku bunga akan mempengaruhi harga emas karena emas tidak memiliki imbal hasil. Ketika suku bunga turun, maka emas dipandang sebagai aset yang lebih menarik dan memiliki nilai yang stabil. Sehingga investor akan cenderung membeli emas dan meningkatkan permintaan.
Selanjutnya pada tahun 2026 suku bunga bank sentral diprediksi akan kembali turun ke angka 2,9% dengan pemotongan 50 bps. Pemotongan suku bunga yang dilakukan bulan ini merupakan pemotongan dengan besaran yang cukup mengejutkan karena lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar.
Rangkuman Harga Emas Pekan Lalu
Pekan lalu harga emas dunia dibuka di posisi Rp USD 2.582,58 per troy ons pada Senin (16/09/2024) yang mana naik dari pekan sebelumnya yang ditutup di angka USD 2.576,5 per troy ons. Kenaikan harga emas di pembukaan pekan lalu dipengaruhi oleh optimisme pasar terhadap pemotongan suku bunga yang akan dilakukan pekan itu.
Namun dalam 2 hari berturut-turut yaitu pada Selasa (17/09/2024) dan Rabu (18/09/2024) harga emas terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah dalam pekan lalu di posisi USD 2.558,8 per troy ons. Penurunan ini terjadi karena indeks dolar menguat dan pasar tengah memantau keputusan akhir The Fed terhadap pemangkasan suku bunga.
Sehari setelah pengumuman kebijakan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps, harga emas berangsur menguat sejak Kamis (19/09/2024) hingga di penutupan pekan pada Jumat (20/09/2024) yang ditutup dengan mencetak rekor harga emas tertinggi sepanjang sejarah di angka USD 2.621,96 per troy ons.
Harga emas di Indonesia juga mengalami dinamika yang hampir sama dengan harga emas dunia. Pada awal pekan harga emas di Indonesia dibuka menguat sebesar Rp 4.000 dari yang sebelumnya di posisi Rp 1.439.000 per gram pada penutupan pekan sebelumnya, dan pada Senin (16/09/2024) harga emas di Indonesia berada di posisi Rp 1.443.000 per gram.
Pada Selasa (17/09/2024) harga emas sempat naik tipis sebesar Rp 1.000 ke posisi Rp 1.44.000 per gram dan mencetak rekor harga tertinggi. Namun kemudian di hari berikutnya harga emas mengalami penurunan dua hari berturut-turut hingga berada di posisi Rp 1.430.000 per gram pada Kamis (19/09/2024).
Di akhir pekan harga emas Indonesia kembali menguat seiring dengan menguatnya harga emas dunia. Pada penutupan pasar emas pekan lalu Sabtu (21/09/2024) harga emas di Indonesia kembali memecahkan rekornya sendiri menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah di angka Rp 1.455.000 per gram.