Mengawali pekan ini, harga emas kembali turun. Penguatan dolar AS menjadi biang kerok harga logam mulia itu jatuh.
Dikutip dari laman Treasury, harga emas 1 gram pada Senin 4 Juli 2022, berada di level Rp899.231. Logam mulia ini anjlok dari level tertingginya di Rp904.424. Namun, selama setahun, harga emas naik 4,95 persen.
Dilansir dari Suara, harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Comex New York Exchange, turun 0,32 persen ke US$1.801,5 per ons. Harga emas berjangka pun jatuh turun 0,56 persen menjadi US$1.807,3 per ons pada Kamis 30 Juni 2022.
Bagaimana dengan harga logam mulia lainnya? Harga perak melorot 3,37 persen ke US$19,67 per ons dan platinum merosot 2,68 persen ke US$871,3 per ons.
Analis TIAA Bank, Chris Gaffney, mengatakan penguatan dolar AS menjadi penyebab terbesar harga emas loyo.
“Dolar AS menguat karena ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan,” kata Gaffney, dilansir dari CNBC.
Ini, kata Gaffney, yang menekan harga emas.
Tercatat dolar AS melemah 0,07 persen ke 105,07. Tapi, posisinya masih tertinggi selama dua dekade terakhir.
Kenaikan Pajak Impor India Juga Pengaruhi Harga Emas
Pelemahan harga emas juga dipengaruhi oleh kebijakan impor pemerintah India. Ajay Kedia dari Kedia Commodities Mumbai, mengatakan pemerintah India menaikkan pajak impor emas dari 7,5 persen menjadi 12,5 persen.
“Ini akan langsung mempengaruhi permintaan meskipun (demand) akan naik pada kuartal III karena banyak festival,” kata Kedia.
Kebijakan ini bertujuan untuk menekan permintaan sekaligus deficit perdagangan. Bea impor yang tinggi akan membuat harga emas makin mahal di sana, sehingga pembelian bisa turun.
Sekadar informasi, India mencatat deficit neraca perdagangan senilai US$24,9 miliar pada Mei 2022. Angkanya meroket dari US$6,53 pada Mei 2021. Impor emas pun melesat dari US$678 juta pada Mei 2021 menjadi US$6 miliar pada Mei 2022.
Harga Emas Masih Bisa Lebih Jatuh
Dikutip dari Liputan6.com, harga emas diperkirakan bisa lebih turun di bawah US$1.800 per ons. Penurunan ini disebabkan oleh sentimen pasar yang terus memiliki kemiringan sedikit bearish. Analis pasar tidak memperkirakan rute utama emas karena terus bertahan menghadapi kenaikan suku bunga di seluruh dunia.
Survei emas mingguan Kitco News menunjukkan sentimen relatif netral di antara analis Wall Street dan investor Main Street. Analis Pasar Equiti Capital, David Madden, mengatakan harga US$1.800 per ons dapat mewakili nilai wajar emas dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh pasar yang terjebak karena kenaikan suku bunga mendorong dolar AS, tapi juga menaikkan lebih banyak volatilitas untuk pasar ekuitas.
“Saya pikir dolar AS memiliki sedikit keunggulan dibandingkan emas sebagai safe haven,” kata Madden.
Emas terlihat nyaman diperdagangkan di US$1.800 per ons, namun gambaran teknis memperlihatkan harganya bisa bergerak lebih rendah dalam waktu dekat.
Sekadar informasi, emas berjangka diperdagangkan Agustus senilai US$1.800 per ons. Angkanya turun 1,5 persen dari Jumat lalu. Pasar emas pun mengakhiri Juni dengan kerugian tiga minggu berturut-turut.
Meskipun suram, emas lebih unggul daripad pasar ekuitas. Tercatat indeks S&P 500 turun 20 persen pada paruh pertama 2022. Kinerja ini terburuk sejak 1970-an.
“Emas masih melakukan apa yang seharusnya,” kata Pialang Komoditas Senior RJO Futures, David Pavilons.
Pavilons mengatakan emas bertahan di tengah tantangan kenaikan suku bunga. “Harganya lebih rendah, tetapi belum rusak,” kata dia.
Masih Akan Terus Berjuang
Beberapa analis mengatakan emas akan terus berjuang di tengah tantangan kenaikan suku bunga. Sekadar informasi, bank-bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya.
Sebut saja Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada akhir bulan ini. Ditambah lagi ada rencana Bank Sentral Eropa yang akan menaikkan suku bunganya pada bulan ini karena inflasi di sana naik 0,5 persen dari 8,1 persen pada Mei 2022 menjadi 8,6 persen pada Juni 2022.
“(Bank sentral) akan menghadapi pilihannya untuk melanjutkan pengetatan untuk menurunkan inflasi atau mendorong ekonomi ke dalam resesi. AS mungkin sudah menjadi satu,” kata Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day.
Day mengatakan, sebagian besar bank sentral akan memperlambat pengetatannya. Kalau ekonomi memburuk, pengetatan akan dipercepat.
“Jika The Fed dan bank lain mengabaikan upaya untuk mengendalikan inflais, ini akan positif untuk emas,” kata dia.
Meskipun ada tantangan penguatan dolar AS dan potensi kenaikan suku bunga, emas masih menarik untuk dibeli. Kalau harganya lebih murah, Sobat Treasury bisa memilikinya dengan jumlah yang lebih banyak dengan harga sekian.
Ingin beli emas? Kamu bisa menjadikan aplikasi Treasury sebagai tempat untuk membeli emas. Di sini harganya terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, kamu bisa membeli logam kuning.
Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.
Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!