Harga emas Treasury hari ini melemah 0,2 persen ke Rp962.319 per gram. Sementara itu, harga emas dunia di pasar spot turun 0,7 persen ke US$1.904,87 per gram setelah mencapai level tertingginya sejak April 2022. Harga emas berjangka AS pun ikut melemah 0,6 persen ke US$1.909,9 per gram.
Harga emas jatuh dari level tertingginya selama delapan bulan. Penurunan harga ini terjadi setelah ada kabar buruk dari China. Ditambah lagi aksi ambil untung yang ikut mendorong harga emas ke bawah. Sekadar informasi, pertumbuhan ekonomi China merosot pada 2022. Ekonomi China melambat dari 8,1 persen pada 2021 menjadi 3 persen pada 2022. Perlambatan ini terjadi akibat badai Covid-19 yang menerpa Negeri Tirai Bambu. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tahunan terburuk bagi China sejak 1976. Berita China yang buruk ini membuat pedagang dan investor enggan mengambil risiko.
Namun, pejabat di World Economic Forum (WEF) menyebut pembukaan lockdown akan mendorong pertumbuhan global dan melampaui ekspektasi. Menguatnya dolar AS juga membungkam logam mulia. Indeks dolar AS naik 0,2 persen. Dolar AS yang lebih kuat menjadikan emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Kami melihat ini sebagai sedikit penurunan dalam tren sideways to higher,” kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger. Analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan aksi ambil untung turut membuat harga emas turun. “Aksi ambil untung dari pedagang jangka pendek juga terlihat,” kata Wyckoff.
Analis Masih Optmistis untuk Emas
Meskipun demikian, analis masih optimistis dengan harga emas. Pembelian emas di Negeri Tirai Bambu biasanya meningkat menjelang Tahun Baru Imlek yang berlangsung mulai 21 Januari 2023.
“Kami perkirakan harga emas akan cenderung berada di US$1.950 per ons pada 2023,” ujar Goldman Sachs dalam sebuah catatan. Meger menambahkan, kombinasi pelemahan dolar AS dan kecemasan terhadap inflasi akan terus mendukung emas. Lalu, investor kini fokus kepada indeks harga produsen, penjualan ritel, dan pembacaan output manufaktur.
Peluang suku bunga Fed naik 25 basis poin pada Februari 2023, kini menjadi 90,6 persen. Pelaku pasar melihat suku bunga itu akan memuncak di 4,94 persen pada Juni. Tapi, sebagian besar pejabat bank sentral AS melihatnya akan ada di 5 persen pada tahun depan.
Menurut CEO Citigroup Inc, Jane Fraser, mengatakan Federal Reserve akan memperlambat kenaikan suku bunga pada akhir musim semi atau awal musim panas. Dengan suku bunga yang lebih rendah dan diterjemahkan ke return yang lebih rendah di aset berbunga seperti surat utang pemerintah, ada kemungkinan investor lebih memilih emas dengan imbal hasil nol.
Ada banyak keuntungan yang membuat investor lebih melirik emas seperti nilainya tidak tergerus inflasi dan harganya cenderung stabil ketika ekonomi sedang turun. Malah, harga emas naik setiap tahun. Inilah yang membuat logam mulia itu sering menjadi aset safe haven.
Logam kuning ini pun juga tergolong instrumen yang likuid alias mudah dijual dan sering dijadikan sebagai dana darurat. Kamu bisa menjualnya saat sedang butuh.
Mau Beli Emas dengan Harga Gocengan?
Membelinya pun kini semakin mudah. Melalui smartphone, Sobat Treasury bisa membelinya dengan satu klik. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan investasi. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada sepiring nasi goreng, kan?
Tidak hanya itu, Treasury juga menawarkan banyak keuntungan. Selain jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi, keamanan aplikasi ini terjamin karena menggunakan double verification, yaitu password dan PIN. Sobat Treasury juga bisa menjual emas kapan pun sedang butuh atau menjaminkannya di fitur Jamimas. Ingin punya emas fisik? Bisa. Kamu bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan, lho!
Kamu juga bisa menghadiahi orang-orang tersayang dengan emas untuk kado Imlek. Menarik banget, ya? Yuk, investasi Emas di Treasury sekarang!