Harga emas Treasury hari ini justru menguat 0,27 persen ke Rp963.740—mendekati posisi terendah 1 minggu. Selama sepekan, logam mulia ini turun 1,17 persen. Harga emas spot merosot 1,15 persen ke US$1.940,26 per ons. Harga emas berjangka AS anjlok 1,2 persen ke US$1.958,40 per ons.
Harga emas melemah karena dibayangi oleh kenaikan imbal hasil surat hutang pemerintah AS. Sementara itu, investor masih menunggu data inflasi dan hasil pertemuan Federal Reserve minggu depan.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS naik 3,79 persen, ke level tertinggi lebih dari seminggu. Imbal hasil itu menanjak setelah bank sentral Kanada, Bank of Canada, menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin.
Di sisi lain, Indeks dolar AS berada di posisi stabil terhadap para pesaingnya. Direktur Perdagangan Logam, High Ridge Futures, David Meger, mengatakan kenaikan imbal hasil itu memberikan tekanan kepada emas. Inflasi masih menjadi fokus utama pasar dan mereka berharap Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga acuannya. Tapi, kalau inflasi masih tetap tinggi, prospek pasar akan bergeser.
Menurut jadwal, laporan inflasi Mei 2023 akan dirilis pada 13 Juni 2023. Pengumumannya ini dilakukan menjelang pertemuan Federal Reserve. Laporan ini akan memberikan informasi lebih banyak kepada investor tentang kesehatan ekonomi AS.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan ekonomi AS masih tangguh di tengah kuatnya belanja konsumen AS. Yellen berharap ada kemajuan upaya untuk menurunkan inflasi selama dua tahun ke depan.
Sedangkan Menurut survei Reuters terhadap para ekonom, Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Sekadar informasi, harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Suku bunga yang tinggi bisa meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia ini pun juga terbebani angka ekspor impor China. Emas pun mendapatkan kabar buruk dari China. Analis senior Kitco, Jim Wyckoff, berpendapat data ekonomi China memperlihatkan ekspor turun lebih cepat daripada yang diharapkan pada Mei 2023. Tercatat ekspor China melemah 7,5 persen secara tahun ke tahun menjadi US$283,5 miliar. Impornya juga anjlok 4,5 persen ke US$217,7 miliar.
Pelemahan ekspor dan impor China menandakan ekonomi Negeri Tirai Bambu melambat dan menjadi mimpi buruk bagi emas. Negara itu adalah konsumen emas terbesar dan data itu bisa membuka peluang permintaan emas akan melemah ke depan. Ditambah lagi, perekonomian China diperkirakan akan tetap melandai seiring dengan perlambatan ekonomi global.
Investasi Emas Mulai dari Rp5 Ribu
Sobat Treasury, banyak orang melirik emas sebagai instrumen investasi karena logam mulia ini tahan karat dan nilainya aman dari inflasi. Harganya pun cenderung stabil dan naik setiap tahun.
Emas pun terkenal sangat likuid alias mudah banget dicairkan menjadi uang tunai. Kamu bisa mendapati logam ini di mana pun. Nggak perlu repot ke toko, Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi smartphone seperti Treasury. Treasury menawarkan emas dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Legalitas dan keamanannya nggak perlu kamu ragukan.
Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna.
Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!
Bagaimana? Menarik, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!