Dalam rumah tangga, biasanya para istri memegang tanggung jawab untuk mengelola uang belanja. Namun, anggaran ini bisa menimbulkan kesalahpahaman hingga perkara yang besar. Suami memberikan uang belanja kepada istri sekian bulan. Tentu dia mengharapkan istrinya bisa mengelola uangnya dengan baik. Syukur-syukur masih ada sisa sampai akhir bulan.
Kalau uangnya habis di tengah bulan, bagaimana? Suami akan bisa saja berpikir istrinya boros dan tidak bisa mengatur uangnya dengan baik saat pasangannya meminta uang tambahan. Sebaliknya, istri akan berpikir suaminya pelit kalau tidak diberi uang tambahan.
Bicara tentang jatah uang belanja dari suami, ada sebuah unggahan yang viral di media sosial. Unggahan ini berupa cerita seorang lelaki yang memberikan uang Rp20 ribu untuk belanja harian. Rinciannya, beras 500 gram seharga Rp5 ribu, tempe dan tahu Rp5 ribu, sayur dan bumbu dapur Rp5 ribu, serta uang jajan sehari Rp5 ribu.
“Jadilah istri yang pinter mengatur segalanya,” tulis dia, dilansir dari Suara.
Jatah uang belanja ini mendapat banyak kritik dari warganet. Mereka menilai nilai uang belanja hariannya terlalu sedikit, bahkan ada yang berpikir sang suami terlalu kikir.
Uang Belanja yang Dijatah Bisa Bikin Stres
Ternyata, uang belanja yang dijatah bisa berdampak psikologis bagi istri. Seorang psikolog, Meity Arianty, menilai istri tidak akan stres kalau ada komunikasi di awal tentang uang belanja. Sebaliknya, kalau tak terbuka satu sama lain dan ada ekspektasi lebih terhadap uang belanja, istri bisa saja tertekan dan akan menjadi masalah dalam rumah tangga, melansir Wolipop.
Agar tidak menjadi runyam, sebaiknya pasangan suami istri berkomunikasi tentang uang belanja sejak awal menikah. Kalau gaji pas-pasan dan jatah uang belanja terbatas, “manajer” harus pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangga.
Lalu, muncul pertanyaan: sebenarnya jatah uang belanja itu berapa persen dari suami? Pakar keuangan, Bareyn Mochaddin, mengatakan tak ada aturan pasti tentang jatah uang belanja dari gaji karena jumlah penghasilan orang berbeda-beda. Namun, ada rumus yang bisa dijadikan pegangan, yaitu 200 persen gaji untuk kebutuhan finansial, 30 persen untuk cicilan, dan 50 persen kebutuhan sehari-hari.
Cara Mengatur Uang Belanja
Kalau sudah dijatah, bagaimana caranya mengatur uang belanja? Ada lima tips menghemat uang belanja yang bisa kamu tiru.
Pertama, membuat rencana belanja. Kamu bisa membuat daftar belanja harian, mingguan, atau bulanan secara terperinci. Jangan lupa juga bertanya kepada pasangan tentang apa saja yang dibutuhkan. Misalnya, untuk masakan, tanyakan kepada pasangan masakan yang ingin disantap selama seminggu ke depan.
Kedua, membuat anggaran. Cocokkan daftar kebutuhan dengan uang yang dimiliki. Di sesi ini, kamu bisa berdiskusi dengan suami. Kalau uang belanja ngepas, mau tak mau harus ada yang dikorbankan. Ada pos-pos pengeluaran lainnya yang bisa dikurangi atau dihilangkan, bujet jalan-jalan saat akhir pekan atau makan di luar.
Ketiga, belanja sesuai anggaran. Pada tahap ini, kamu berbelanja sesuai dengan rencana dan anggaran yang telah dibuat. Tentunya realisasinya tidak boleh melebihi anggaran.
Ingin hemat belanja? Sobat Treasury nanti bisa berbelanja di pasar tradisional. Pasar tradisional tak kalah lengkap dengan supermarket besar. Harga barang di supermarket cenderung lebih mahal karena dikenakan pajak dan tidak bisa ditawar.
Keempat, catat semua pengeluaran setelah berbelanja. Di sini, Sobat Treasury bisa membandingkan harga barang-barang yang fungsinya sama, tetapi beda merek. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui harga barang yang lebih murah. Pengeluaran belanja pun bisa dihemat. Sisa uang belanja pun bisa dikumpulkan dan digunakan untuk hal lainnya yang bermanfaat, misalnya menabung emas. Sekarang, tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli emas karena harganya cukup terjangkau.
Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa jadi pilihan untuk investasi emas. Platform ini menawarkan emas dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.
Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.