Emas
5 Alasan Emas Disebut Aset Investasi Safe Haven saat Ada Gejolak Perang
Treasury Author
Senin, 16 Oktober 2023

Sobat Treasury, gejolak geopolitik yang sedang terjadi saat ini seperti perang Ukraina melawan Rusia atau Israel vs Hamas malah menguntungkan para pemilik emas, lho kok bisa? Iya hal ini lantaran emas adalah instrumen yang dikenal aman atau biasa disebut Safe Haven. Di masa ketidakpastian, investor mencari aset yang aman untuk mengamankan kekayaan mereka. Investor juga dapat menggunakan safe haven sebagai cara untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh pergerakan pasar yang tidak menguntungkan.  

 

Sejak lama emas dianggap sebagai safe haven atau aset yang aman untuk berinvestasi. Ini karena emas memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya sebagai aset yang stabil dan tahan terhadap perubahan pasar. Setidaknya ada 5 alasan yang membuat emas sebagai aset safe haven. 

 

Pertama, Emas adalah aset yang kebal dan tidak terpengaruh oleh inflasi. Hal ini karena nilainya tidak dipengaruhi oleh situasi ekonomi, politik, atau perubahan harga. Emas akan terus mempertahankan nilai asetnya, sehingga memberikan investor jaminan bahwa investasinya akan tetap aman. Ketika inflasi meningkat, daya beli pada mata uang jatuh, sementara harga emas cenderung naik. Investor seringkali membeli emas untuk mengimbangi efek inflasi dan menjaga daya beli mereka dalam jangka panjang.

 

Kedua, emas juga dianggap sebagai safe haven karena ketahanannya dan lindung nilai dari fluktuasi mata uang dunia. Pada dasarnya, nilai emas ditetapkan dalam denominasi Dolar AS. Maka, investasi emas adalah langkah efektif yang bisa dilakukan investor untuk melindungi nilai kekayaannya saat Rupiah melemah terhadap Dolar AS (depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS). Pun sebaliknya,  meski Dolar AS diakui sebagai mata uang cadangan dunia, emas tetap berperan sebagai mata uang alternatif karena nilainya diakui oleh semua orang di dunia.

 

Ketiga, emas dapat berfungsi sebagai aset diversifikasi yang efektif karena memiliki korelasi yang rendah dengan instrumen keuangan lainnya, seperti saham atau obligasi. Harga emas cenderung memiliki korelasi yang rendah dengan nilai aset keuangan lainnya seperti saham. Jadi, harga emas cenderung naik ketika nilai saham turun. Contoh sederhananya, seperti saat gejolak perang saat ini, portofolio lain turun sedangkan emas malah naik.  

 

 

 

Keempat, emas juga memiliki likuiditas yang tinggi. Emas sangat cair dan dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar global. Harganya juga transparan memungkinkan investor membeli atau menjual dengan mudah. Kemampuan emas dengan cepat mengubah investasi emas menjadi uang tunai memberikan fleksibilitas kepada kamu jika membutuhkan dana darurat.

 

Kelima, suplai dari emas yang terbatas sementara permintaan dunia terus meningkat. Emas yang belum ditambang memiliki persediaan yang sangat terbatas. Produksi emas juga diperkirakan akan semakin menurun sehingga dari tahun ke tahun, sementara suplai emas tidak bisa meningkat sampai 1% per tahun lantaran sulitnya membuka tambang emas baru. Sementara permintaan emas dari negara-negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk banyak seperti Cina, India, dan Indonesia akan terus meningkat. 

 

Menabung Emas Mulai Rp.5000-an.

 

Jadi, tak ada ada alasan lagi untuk kamu segera investasi emas. Kamu bisa memulainya dengan modal kecil mulai dari Rp5 ribuan di Treasury lho

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

 Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!

 

Artikel Populer
Kabar Emas
Sempat Turun, Harga Emas Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 Terkoreksi Naik
Dayinta
Rabu, 26 Juni 2024
Tips Keuangan
Tips Persiapan Pensiun untuk Pegawai Swasta
Treasury Author
Jumat, 04 Maret 2022
Tips Keuangan
Tips Libur Lebaran Hemat, Dijamin Dompet Nggak Nangis
Treasury Author
Rabu, 12 April 2023