Harga emas dunia kembali mengalami sedikit koreksi pada perdagangan hari ini Senin, 4 Agustus 2025 dengan pelemahan sebesar 0,13% ke posisi USD3.358,29 per troy ons. Koreksi tipis ini terjadi setelah lonjakan signifikan pada perdagangan Jumat lalu, di mana harga emas dunia melesat 2,20% dan ditutup di level USD3.362,51 per troy ons.
Kenaikan tersebut merupakan penguatan dua hari beruntun dan menjadi lonjakan harian terbesar kedua dalam dua bulan terakhir, setelah 2 Juni 2025 ketika emas sempat melesat hingga 2,73%. Katalis utama lonjakan harga emas akhir pekan lalu adalah rilis data tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat yang jauh di bawah ekspektasi pasar.
Data yang mengecewakan tersebut langsung menekan dolar Amerika Serikat dan mendorong spekulasi bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga lebih cepat dari jadwal. Dalam kondisi ini, emas kembali dilirik sebagai aset safe haven. Analis teknikal pasar Christopher Lewis menyebut bahwa kondisi ini merupakan kabar baik bagi emas.
Faktor tekanan terhadap dolar dan ekspektasi pemangkasan suku bunga dianggap Lewis bisa memberikan dorongan kuat terhadap harga emas. Namun, ia juga mengingatkan bahwa belum ada cukup momentum untuk menembus level psikologis USD3.500 per troy ons.
Meski sempat menembus zona konsolidasi, para analis sepakat bahwa pasar emas masih berada dalam “zona musim panas” atau periode perdagangan yang cenderung sepi dan volatil. Volume perdagangan yang terbatas ini membuat tren jangka pendek masih belum terbentuk secara solid.
Harga Emas Hari Ini Senin, 4 Agustus 2025 di Indonesia
Harga emas di pasar Indonesia hari ini menunjukkan pergerakan yang beragam, mengikuti arah yang tidak seragam dari harga emas global dan respons investor di pasar lokal. Harga beli emas Antam Senin, 4 Agustus 2025 dibuka turun tipis sebesar Rp2.000 menjadi Rp1.946.000 per gram, setelah pada akhir pekan lalu ditutup menguat di posisi Rp1.948.000 per gram.
Sementara itu, harga buyback atau jual kembali emas Antam hanya mengalami koreksi sebesar Rp1.000 dari sebelumnya Rp1.793.000 menjadi Rp1.792.000 per gram. Pergerakan ini menunjukkan bahwa meskipun harga emas global berfluktuasi, permintaan domestik terhadap buyback emas relatif stabil.
Berbeda dari harga emas fisik, harga emas di aplikasi Treasury justru mencatat kenaikan di awal pekan ini. Pada Senin, 4 Agustus 2025 pukul 13.00 WIB, harga beli emas Treasury tercatat naik ke posisi Rp1.843.574 per gram dari posisi akhir pekan lalu sebesar Rp1.830.192 per gram.
Prediksi Harga Emas Mendatang
Ke depan, fokus utama pelaku pasar tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed. Meski The Fed baru saja mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% hingga 4,50%, namun spekulasi pemangkasan kembali muncul ke permukaan. Kini para investor memperkirakan adanya dua kali pemangkasan suku bunga pada akhir tahun, dimulai pada bulan September.
Ketua The Fed sendiri menyatakan bahwa belum ada keputusan mengenai arah kebijakan pada bulan September, tetapi tekanan dari data ketenagakerjaan yang lemah semakin meningkat. Kepala Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic, menilai bahwa kondisi pasar tenaga kerja telah cukup menjadi alasan mendesak bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Hal senada juga disampaikan oleh kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek, yang menyebutkan bahwa inflasi akibat tarif dan kenaikan upah, ditambah dengan data lapangan kerja yang mengecewakan, bisa menjadi pendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga. Kondisi ini nantinya juga akan berdampak positif bagi harga emas.
Sementara itu, kondisi geopolitik dan perdagangan global juga tetap menjadi perhatian. Gelombang baru tarif impor Amerika Serikat yang diberlakukan Presiden Trump atas ekspor dari negara-negara seperti Kanada, Brasil, India, dan Taiwan menyebabkan gejolak pasar global. Situasi ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Dari sisi teknikal, angka Relative Strength Index (RSI) emas berada di level 52, sedikit di atas ambang netral 50, menunjukkan kecenderungan bullish yang belum terlalu solid. Sementara indikator Stochastic RSI emas berada di level 52, mengindikasikan kondisi beli yang belum cukup kuat.