“Bang bing bung yok kita nabung. Tang ting tung hey jangan dihitung. Tahu-tahu kita nanti dapat untung.” Pernah mendengar lirik lagu itu, Sobat Treasury? Lirik lagu “Menabung” karya Titiek Puspa ini mengajarkan kita untuk gemar menabung.
Ya, menabung adalah salah satu perilaku finansial yang sebaiknya dipupuk sejak dini, Sobat. Mengapa? Di samping membantu untuk menjadi orang “berduit”, menabung juga bisa menolong kamu untuk melewati masa-masa sulit.
Menurut Agnes Liem dan Frans M. Royan—penulis buku Tetap Kaya di Masa Sulit, menabung merupakan salah satu kegiatan mengumpulkan uang untuk suatu tujuan. Ketika menginginkan sesuatu, misalnya, membeli rumah, seseorang menahan dirinya dan mengumpulkan uang. Setelah terkumpul, orang tersebut menggunakannya untuk mewujudkan impiannya. Orang-orang juga sering menabung untuk berjaga-jaga, menghadapi suatu risiko yang tidak terduga, contohnya sakit atau mengalami kecelakaan.
Tabungan pun juga bisa membantu kita ketika menghadapi masa krisis keuangan. Seseorang bisa saja terkena krisis keuangan karena kondisi eksternal, seperti perusahaan tempat dia bekerja tiba-tiba mengalami masalah finansial sehingga tidak memberikan bonus tahunan. Atau, dia terkena pemecatan hubungan kerja sehingga tidak ada pemasukan. Ketika menghadapi masa-masa sulit seperti ini, tabungan bisa digunakan untuk menutup kebutuhan sementara. Pos ini bisa dimanfaatkan sampai dia mendapatkan pekerjaan baru.
Menabung Nggak Melulu Uang
Menabung pun tidak hanya uang, lho, Sobat Treasury. Kamu bisa menggunakan emas sebagai tabungan. Keunggulan logam kuning ini sudah tersohor sejak zaman dahulu kala, bahkan saat zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Saat itu, emas hanya bisa dimiliki oleh orang-orang kaya. Pada masa itu, orang-orang borjuis membeli emas untuk dijadikan aset, baik emas batangan atau perhiasan.
Mengapa emas menjadi populer? Logam mulia ini merupakan instrumen yang sangat cair alias mudah untuk dijual. Ketika orang membutuhkan dana mendesak, emas yang dipunya bisa dijual agar bisa mendapatkan uang. Jual beli emas pun akan mengikuti harga pasar.
Dalam bukunya, Liem dan Royan bercerita, ada seseorang yang hobi mengoleksi perhiasan emas, mulai dari cincin, gelang, kalung, dan anting-anting. Perhiasan-perhiasan itu diletakkan di brankas dan tidak pernah dijual karena untuk dikoleksi. Lalu, pada tahun 1998, terjadi krisis dan dolar menembus Rp15 ribu. Perhiasan-perhiasan tersebut dia jual. Hasilnya? Dia membelanjakan uang hasil penjualan perhiasannya untuk membeli sebuah vila.
Yuk Kita Menabung
Saat merencanakan keuangan, ada baiknya kita mengalokasikan anggaran untuk pos dana darurat, simpanan, dan investasi. Jika belum ada dana darurat, kamu bisa mendahulukannya sebelum berinvestasi. Idealnya, dana darurat ini sejumlah 6-12 kali pengeluaran dalam sebulan.
Ada cara yang bisa membantumu mengumpulkan dana darurat lebih cepat, yaitu menabung emas. Selain keunggulan-keunggulan yang sudah disebutkan sebelumnya, harga logam mulia ini juga bisa naik setiap tahun dan lebih likuid daripada instrumen investasi lainnya.
Menabung emas pun kini semakin mudah. Kamu bisa menggunakan aplikasi emas digital seperti Treasury untuk menabung emas. Treasury menyediakan emas dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada semangkok ramen, kan?
Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.
Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!
#DiTreasuryAja #AmanPakaiTreasury