Baru saja merasakan manisnya kenaikan jabatan, semangat kerja pun menggebu. Namun tanpa peringatan, badai PHK datang, meruntuhkan semua rencana yang telah disusun. Mengatur keuangan setelah terkena PHK menjadi tantangan nyata di depan mata. Kehilangan pekerjaan berarti hilangnya sumber penghasilan utama.
Namun, bukan berarti kehilangan pendapatan utama hidup juga harus berhenti. Hidup akan terus berjalan dan pengeluaran harian harus terus keluar. Oleh karena itu, Sobat harus bisa mengatur keuangan setelah terkena PHK.
Penting untuk diingat bahwa mengatur keuangan setelah terkena PHK bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Berikut beberapa cara simpel mengatur keuangan yang bisa Sobat coba setelah terkena PHK.
1. Evaluasi Kondisi Keuangan Secara Menyeluruh
Langkah pertama dalam mengatur keuangan setelah terkena PHK adalah dengan mengevaluasi keuangan secara detail. Catat semua aset yang dimiliki, mulai dari tabungan, investasi, hingga aset likuid lainnya. Jangan lupa mencatat juga semua kewajiban, seperti cicilan, tagihan bulanan, dan utang yang masih berjalan.
Dengan mengetahui kondisi keuangan secara menyeluruh, Sobat bisa membuat prioritas pengeluaran. Misalnya, mendahulukan kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, dan listrik, sambil menunda pengeluaran yang sifatnya konsumtif.
Mengatur keuangan setelah terkena PHK memerlukan kejujuran terhadap diri sendiri mengenai kondisi finansial yang sebenarnya agar langkah berikutnya lebih tepat. Selain itu, evaluasi ini membantu Sobat melihat peluang penghematan.
Sobat mungkin bisa mengurangi biaya langganan hiburan berbayar, memanfaatkan transportasi umum, atau memasak sendiri di rumah untuk mengurangi biaya makan.
2. Susun Anggaran Darurat dan Tekan Pengeluaran
Mengatur keuangan setelah terkena PHK berarti membuat anggaran darurat yang realistis. Gunakan rumus sederhana, yaitu memisahkan dana yang dimiliki menjadi tiga kategori: kebutuhan pokok, kewajiban, dan dana cadangan. Pastikan dana cadangan dapat bertahan setidaknya tiga hingga enam bulan ke depan.
Kurangi semua pengeluaran yang tidak mendesak. Jika sebelumnya terbiasa makan di luar atau belanja barang non-esensial, kini saatnya untuk menahan diri. Fokus pada pengeluaran yang benar-benar penting agar tabungan tidak cepat habis. Mengatur keuangan setelah terkena PHK membutuhkan disiplin tinggi untuk menghindari pengeluaran impulsif.
3. Manfaatkan Pesangon
Penting sekali memanfaatkan pesangon yang di dapat setelah terkena PHK.Gunakan dana ini secara bijak untuk menutupi kebutuhan pokok, membayar kewajiban yang mendesak, atau sebagai modal memulai usaha kecil. Hindari menghabiskan pesangon untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, seperti liburan mewah atau membeli barang yang tidak mendesak.
Pisahkan pesangon menjadi beberapa pos: kebutuhan hidup, dana darurat, dan investasi. Dengan begitu, dana yang ada bisa memberikan manfaat jangka panjang dan tidak habis begitu saja dalam waktu singkat.
Jika memungkinkan, alokasikan sebagian kecil dari pesangon untuk meningkatkan keterampilan atau mengikuti pelatihan kerja. Langkah ini bisa memperbesar peluang Sobat mendapatkan pekerjaan baru atau membuka peluang usaha.
Baca Juga : 5 Cara Mengatur Keuangan Sandwich Generation Tanpa Mengorbankan Masa Depan – Treasury
4. Cari Sumber Pendapatan Tambahan
Mengandalkan tabungan saja tidak cukup. Setelah terkena PHK, segera cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sobat bisa memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, seperti menulis, desain grafis, memasak, atau mengajar.
Selain itu, pertimbangkan untuk menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai namun masih layak. Platform jual beli online dapat menjadi media cepat untuk mendapatkan dana tambahan.
Langkah ini mungkin terasa berat pada awalnya, namun sumber pendapatan alternatif bisa menjadi penyelamat keuangan Sobat, setidaknya sampai mendapatkan pekerjaan tetap kembali.
5. Hindari Hutang Konsumtif
Cara mengatur keuangan setelah terkena PHK yang terakhir adalah menghindari berhutang. Di tengah kondisi keuangan yang tidak menentu, berutang untuk kebutuhan konsumtif adalah jebakan berbahaya. Utang dengan bunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online, dapat membebani keuangan dan memperburuk situasi.
Jika memang terpaksa berhutang, pastikan tujuannya jelas dan untuk hal yang produktif, misalnya modal usaha kecil atau pendidikan. Pastikan juga Sobat memiliki rencana pembayaran yang realistis.
Menghadapi PHK memang bukan hal mudah, apalagi jika datang secara tiba-tiba. Namun, dengan langkah yang tepat, Sobat tetap bisa menjaga stabilitas keuangan dan melanjutkan hidup tanpa terjebak dalam tekanan finansial yang berlarut-larut.
Gunakan setiap sumber daya yang Sobat miliki secara optimal. Percayalah perubahan besar dalam hidup bisa menjadi titik balik untuk membangun masa depan yang lebih kuat secara finansial.