Sobat, pernah nggak merasa cemas setiap kali harus mengecek saldo rekening atau menghindari pembicaraan soal keuangan? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami money avoidance.
Seseorang yang money avoidance merasa tidak nyaman atau cenderung menjauh dari segala hal yang berkaitan dengan uang. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti pengalaman masa kecil, trauma finansial, hingga rasa bersalah saat menerima atau mengelola uang.
Meskipun terdengar sepele, money avoidance ternyata bisa berdampak besar pada kondisi keuangan jangka panjang. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa bikin kamu terus terjebak dalam siklus keuangan yang stagnan atau bahkan memburuk.
Oleh karena itu, penting banget bagi Sobat untuk mengenali money avoidance, memahami ciri-cirinya, dan tahu cara mengatasinya agar keuangan tetap sehat dan terarah.
Apa Itu Money Avoidance
Money avoidance adalah pola pikir negatif terhadap uang. Seseorang yang money avoidance merasa bahwa uang adalah sumber masalah atau sesuatu yang harus dihindari. Orang yang mengalami money avoidance biasanya tidak nyaman membicarakan uang, enggan mengatur anggaran, bahkan takut melihat jumlah utang sendiri.
Faktanya, sikap negatif terhadap uang seperti itu hanya akan memperburuk keadaan. Uang bukan musuh yang harus dihindari, melainkan alat yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan hidup.
Sayangnya, money avoidance sering kali muncul karena pandangan masa lalu yang keliru, seperting menganggap apapun mengenai keuangan adalah sesuatu yang harus dihindari.
Ciri – Ciri Mengalami Money Avoidance
1. Menghindari Topik Keuangan
Kalau Sobat merasa tidak nyaman saat membahas uang dengan keluarga, teman atau pasangan, bisa jadi Sobat mengalami monet avoidance. Bahkan ketika Sobat sedang dalam masalah finansial, Sobat tetap enggan mencari bantuan atau berdiskusi.
2. Tidak Mau Mengecek Rekening atau Catatan Keuangan
Banyak orang yang mengalami money avoidance merasa takut membuka aplikasi bank atau melihat saldo mereka. Rasa cemas dan panik akan muncul hanya karena melihat angka, walaupun belum tentu kondisinya seburuk itu.
3. Menunda atau Menghindari Membuat Anggaran
Orang dengan money avoidance cenderung tidak membuat perencanaan keuangan. Mereka merasa bahwa membuat anggaran hanya akan menambah tekanan dan lebih memilih untuk mengabaikannya.
Cara Mengatasi Money Avoidance
1. Pahami Penyebabnya
Langkah pertama yang bisa Sobat lakukan adalah dengan memahami penyebab perilaku money avoidance. Banyak hal yang menjadi penyebab money avoidance, mulai dari ketidakpercayaan diri dalam mengelola keuangan hingga pengalaman masa lalu yang membuatmu takut dan menghindari berurusan dengan uang.
Nah, ketika Sobat sudah tau apa yang menjadi penyebabnya, Sobat bisa lebih fokus pada solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Ubah Cara Pandangmu Terhadap Uang
Mulailah dengan menyadari bahwa uang bukanlah sumber masalah. Uang adalah alat yang netral dan bisa membantu Sobat mencapai mimpi. Ubah pola pikir dari “uang itu buruk” menjadi “uang bisa membantuku hidup lebih baik”.
Cara pandang yang sehat akan uang bisa membangun kebiasaan finansial yang positif. Dengan berpikir bahwa uang adalah alat bantu, kamu akan lebih termotivasi untuk mengelolanya.
3. Mulai dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Tidak perlu langsung membuat rencana keuangan besar yang kompleks. Kamu bisa mulai dari hal kecil seperti mencatat pengeluaran harian. Atau rutin membuka mobile banking dan menetapkan target menabung mingguan.
Kebiasaan sederhana ini akan membentuk kontrol yang lebih baik terhadap uang. Seiring waktu, kamu akan merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial. Yang terpenting, langkah kecil ini lebih mudah dilakukan dan dipertahankan.
4. Buat Belajar Finansial Jadi Menyenangkan
Belajar tentang keuangan tidak harus selalu berat dan membingungkan. Kamu bisa ikuti akun edukasi keuangan yang relatable di media sosial. Atau dengarkan podcast ringan yang membahas topik finansial sehari-hari.
Dengan cara belajar yang cocok dan menyenangkan, kamu tidak akan merasa terbebani. Semakin banyak informasi yang kamu pahami, semakin kecil peluang untuk menghindari uang. Pengetahuan juga membuat kamu lebih siap dalam menghadapi tantangan keuangan.
5. Gunakan Uang untuk Tujuan yang Bermakna
Sadari bahwa uang bukan hanya untuk konsumsi, tapi juga bisa memberi dampak positif. Misalnya menyisihkan penghasilan untuk membantu orang tua atau berbagi dengan sesama. Atau kamu bisa alokasikan sebagian penghasilan untuk menyiapkan masa depan dengan berinvestasi.
Dengan menggunakan uang secara bijak, kamu akan merasa bahwa uang punya tujuan baik. Ini akan mengurangi rasa cemas atau bersalah dalam mengelola keuangan. Dan kamu akan mulai menikmati proses mengatur keuangan dengan lebih tenang.
Mengatasi Money Avoidance Dengan Berinvestasi Emas Digital Mulai Dari Rp5.000
Money avoidance memang bisa terasa seperti penghalang besar, tapi Sobat tidak sendiri. Dengan memahami pola ini dan mengambil langkah kecil secara konsisten, kamu bisa perlahan mengubah hubunganmu dengan uang menjadi lebih sehat dan positif. Jangan biarkan perasaan takut atau tidak layak mengendalikan keputusan keuanganmu.
Salah satu langkah awal yang bisa kamu ambil adalah mulai berinvestasi emas digital di Treasury. Dengan modal mulai dari Rp5.000 saja, Sobat bisa punya kepemilikan emas yang aman, praktis, dan diawasi oleh lembaga resmi seperti BAPPEBTI dan ICDX. Jadi, ayo mulai kendalikan uangmu dan bangun masa depan finansial yang lebih baik bersama Treasury!