Harga emas turun ke bawah US$2 ribu karena data ketenagakerjaan AS yang kuat. Data tersebut mengerek dolar AS. Harga emas Treasury turun 0,01 persen ke Rp988.332 setelah terguling dari Rp991.163. Sementara itu, harga emas spot melemah hampir 1 persen ke US$1.988,88 per ons. Emas berjangka AS turun 1,1 persen ke US$1.989,10 per ons.
Imbal hasil surat utang AS naik setelah data pekerjaan AS menunjukkan pertumbuhan rekrutmen masih kuat pada Maret 2023. Menurut catatan Departemen Ketenagakerjaan AS, jumlah nonfarm payroll naik 236 ribu pekerjaan pada Maret 2023. Tapi, angkanya tumbuh melambat jika dibandingkan dengan Februari 2023 yang bertambah 311 ribu pekerjaan.
Kini, pasar melihat ada 72 persen peluang Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin. Perkiraan ini mengerek dolar AS. Naiknya dolar AS menjadikan emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Alhasil, pesona instrumen itu menjadi kurang menarik.
Begitu juga dengan suku bunga yang tinggi. Suku bunga yang tinggi juga memudarkan pesona emas karena bisa meningkatkan biaya memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Minggu lalu, emas menembus level US$2 ribu karena sektor jasa AS melemah dan data lowongan kerja juga memperkecil peluang suku bunga naik. Menurut Kepala Analis Pasar di Exinity, Han Tan, penurunan harga emas disebabkan oleh koreksi teknikal dari kondisi logam mulia yang nyaris overbought.
Dia juga mengatakan tanda-tanda disinflasi AS sedang meningkat. Hal ini memungkinkan Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga lebih cepat daripada mengembalikan emas ke level tertinggi. Kini, pasar menunggu data inflasi yang akan dirilis beberapa hari lagi. Lalu, diikuti oleh risalah pertemuan Fed untuk bulan ini. Menurut analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, pasar berharap inflasi tahunan Maret 2023 mencapai 5,1 persen, melandai dari 6,0 persen pada Februari 2023.
Emas Diharapkan Bullish
Survei mingguan Kitco News menunjukkan ada 50 persen dari 10 analis yang memperkirakan harga emas akan bullish. Sementara itu, yang bearish dan netral sebanyak 25 persen. Dari sisi ritel, ada 430 orang yang mengikuti survei online. Dari sini, terlihat 66 persen emas akan naik minggu ini, 19 persen lebih rendah, dan 15 persen bersikap netral.
Menurut analis, emas bisa saja bergerak naik karena ada pembelian yang solid berkat volatilitas yang mendominasi pasar keuangan. Ditambah lagi imbal hasil obligasi dan dolar AS melemah yang memperkuat kekhawatiran resesi dan ekspektasi bahwa Fed “selesai” menaikkan suku bunganya. Harga emas akan turun kalau data ketenagakerjaan lebih kuat atau inflasi lebih panas, menurut analis OANDA, Craig Erlam.
Kamu mau investasi emas?
Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.
Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di otoritas terkait sehingga legalitas dan keamanannya terjamin.
Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.
Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!