Sebagai seorang ahli ekonomi, nama Nouril Roubini dikenal luas pelaku bisnis dunia saat ia Nouriel pernah meramalkan resesi global tahun 2008. Saat itu dia memprediksi harga minyak akan meroket dan kepercayaan konsumen di segala sektor akan menurun. Dampaknya membuat dunia masuk ke jurang resesi yang dalam. Lebih dari itu, dia bahkan berani menyebut sistem keuangan global dan berbagai bank dan lembaga keuangan juga akan lumpuh.
Saat itu Roubini mendasarkan prediksinya pada spesifikasi ekonomi makro AS. Terutama ihwal meningkatnya defisit neraca berjalan dan kebijakan moneter yang terlalu longgar hingga menimbulkan gelembung aset. Banyak orang skeptis, bahkan meremehkan. Bisa-bisanya ada ekonom seperti peramal yang mampu melihat situasi ekonomi masa depan.
Mereka percaya kalau hal itu tidak akan terjadi. Sebab, kala itu ekonomi masih baik: pengangguran dan inflasi rendah, meski harga minyak naik dan pasar perumahan melemah. Sampai acara selesai, ucapan Roubini tetap dianggap bualan semata. Tidak ada yang menseriusinya. Bahkan, Roubini dikucilkan oleh rekan-rekannya karena dianggap orang gila yang menakut-nakuti.
Sampai akhirnya, setahun kemudian situasi berubah. Ekonomi dunia runtuh dan memasuki krisis pertama abad ke-21. Ini sesuai apa yang disampaikan Roubini tahun 2006. Ekonom itu kemudian dicari banyak orang karena kebenaran prediksinya. Dari sini, dunia mengetahui nama Noueriel Roubini. Sejak saat itu, kehidupan Roubini tak lagi sama. Dia kemudian dikenal dengan julukan ‘Doktor Kiamat’ atau ‘Doctor Doom’.
The Institutional Investor, sebuah jurnal bisnis, menambahkannya ke dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di bidang keuangan pada tahun 2009. Sebaliknya, majalah Time menamainya sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia pada tahun yang sama. Majalah Foreign Policy menempatkannya di urutan ke-4 dalam daftar 100 pemikir global teratas, dan dia dianugerahi Penghargaan Global Thinkers Forum 2013 untuk Keunggulan dalam Pemikiran Global. Roubini saat ini mengajar di Universitas New York.
Prediksi terbarunya pada tahun 2023 ini Amerika Serikat akan memasuki krisis utang stagflasi yang akan merusak perekonomian. Ini akan menjadi seperti monster Frankenstein, menggabungkan aspek terburuk dari stagflasi tahun 1970-an dan krisis utang tahun 2008. Roubini mengatakan bahwa kombinasi ekonomi beracun dari pertumbuhan rendah dan inflasi tinggi akan menyebabkan “kepailitan dan krisis keuangan besar-besaran” di seluruh dunia di tahun-tahun mendatang.
Argumennya didasarkan pada gagasan bahwa dunia tengah memasuki era baru ekonomi global setelah terjadi hiper-globalisasi, stabilitas geopolitik relatif, dan inovasi teknologi membantu menjaga inflasi sejak Perang Dingin. Roubini percaya bahwa era baru “Ketidakstabilan Stagflasi Hebat” ini akan didorong oleh tren inflasi seperti populasi yang menua, perubahan iklim, gangguan pasokan, proteksionisme yang lebih besar, dan pemulihan industri atau proses pemindahan bisnis yang sekarang dioperasikan di luar negeri kembali ke negara asal mereka.
Pilih Investasi dan Aset yang Tahan Inflasi
Dan untuk melawan inflasi di lingkungan ini, dia berpendapat bahwa bank sentral akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga kembali ke norma historis setelah bertahun-tahun bergerak ke arah yang berlawanan. “Normalisasi kebijakan moneter yang cepat dan kenaikan suku bunga akan mendorong rumah tangga, perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah yang sangat berpengaruh ke dalam kebangkrutan dan default,” kata Roubini dalam analisisnya di Time.
“Ketika menghadapi guncangan stagflasi, bank sentral harus memperketat sikap kebijakannya bahkan ketika ekonomi menuju resesi,” katanya. Jika bank sentral menolak keras dampak dari kebijakan mereka dan lengah, hasilnya bisa menjadi inflasi terus-menerus dan penurunan ekonomi, kata Roubini lagi.
Dia menyoroti beberapa pendorong stagflasi lainnya, termasuk proteksionisme yang lebih besar, reshoring, dan xenophobia. Populasi yang menua yang banyak menghabiskan dana alih-alih menabung, gangguan pasokan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, dan perubahan iklim juga masuk dalam daftarnya. Roubini mengakhiri tulisannya dengan beberapa nasihat bijak untuk investor: Hindari saham dan obligasi jangka panjang.
“Investor perlu menemukan aset yang akan melindungi mereka dari inflasi, risiko politik dan geopolitik, dan kerusakan lingkungan. Ini termasuk obligasi pemerintah jangka pendek dan obligasi indeks inflasi, emas dan logam mulia lainnya, dan real estate yang tahan terhadap kerusakan lingkungan,” kata pemilik gelar PhD dalam bidang ekonomi internasional di Harvard ini.
Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an
Sobat Treasury, tak perlu dipungkiri jika emas adalah aset yang tahan inflasi termasuk saat ada ancaman resesi ekonomi, Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!
Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI.
Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!
Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!