Harga emas sedang berada di tren naik dan terus mencetak rekor baru. Dalam sebulan terakhir, nilainya melonjak 9,96%, sementara sepanjang 2025 sudah naik 57,01%. Tak heran, banyak Sobat investor tergoda menjual emasnya demi mengamankan cuan cepat sebelum harga berbalik arah di pasar yang dinamis ini.
Namun, langkah terburu-buru justru bisa membuat hasil jual kurang menguntungkan. Ada strategi dan waktu tertentu agar nilai jual emas tetap maksimal. Yuk, simak 5 fakta dan tips jual emas agar untung, supaya Sobat bisa mengambil keputusan investasi dengan lebih rasional dan bijak.
1. Bandingkan Harga Buyback Sebelum Jual Emas
Sebelum jual emas, pastikan Sobat membandingkan harga buyback di beberapa lembaga seperti Antam, Treasury dan UBS. Selisih harga bisa mencapai ratusan ribu per gram. Menariknya, selisih ini kerap muncul karena perbedaan biaya pengolahan dan tingkat permintaan regional yang bervariasi di setiap daerah.
Contohnya, harga buyback Antam hari ini ada di Rp2.164.000 per gram, sementara UBS sekitar Rp2.513.000. Untuk 50 gram, selisihnya tembus jutaan rupiah. Langkah sederhana seperti membandingkan harga sebelum jual emas bisa meningkatkan keuntungan secara signifikan dan memberi hasil jual lebih optimal.
Beberapa toko emas lokal menambahkan biaya administrasi tersembunyi yang jarang disadari pembeli. Karena itu, membandingkan harga dari sumber resmi jauh lebih aman dan transparan. Dengan cara ini, Sobat bisa jual emas dengan harga terbaik serta memastikan keuntungan yang lebih maksimal dalam setiap transaksi.
2. Prioritaskan Emas Batangan daripada Perhiasan
Jika Sobat ingin hasil maksimal saat jual emas, batangan jauh lebih unggul dibanding perhiasan. Potongan ongkos pembuatan perhiasan bisa mencapai 10–30 persen dari harga jual. Fakta menarik, ongkos ini muncul karena proses desain dan pengerjaan manual di bengkel perhiasan tradisional yang rumit.
Emas batangan memiliki kadar 24 karat dan diakui secara internasional. Saat krisis keuangan, harga batangan pulih lebih cepat dibanding perhiasan karena keaslian serta sertifikasi yang jelas. Fakta ini menunjukkan jual emas batangan jauh lebih stabil dan menguntungkan dari sisi nilai maupun likuiditasnya.
Perhiasan lebih cocok untuk keperluan gaya atau hadiah, bukan investasi. Nilainya sering tergerus karena faktor desain dan tren pasar. Untuk investasi jangka panjang, emas batangan dengan sertifikat resmi jauh lebih aman dan efisien saat Soal perlu menjual kembali untuk memperoleh keuntungan.
Selain itu, emas batangan mudah disimpan dan tidak perlu dirawat seperti perhiasan. Inilah alasan banyak investor beralih ke logam mulia jenis ini. Dengan strategi tepat, jual emas batangan bisa menjadi langkah cerdas untuk melindungi kekayaan serta memaksimalkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
3. Simpan Nota dan Sertifikat Asli Emasmu
Nota dan sertifikat bukan sekadar kertas, tapi bukti penting yang menjaga nilai saat jual emas. Tanpa dokumen ini, buyback di tempat resmi seperti Pegadaian atau Antam bisa tertolak. Fakta menarik, sertifikat dengan nomor seri unik kini bisa diverifikasi digital lewat aplikasi resmi.
Emas bersertifikat punya nilai jual lebih tinggi hingga lima persen karena lebih mudah diverifikasi. Nomor seri unik di sertifikat berfungsi seperti sidik jari, membedakan logam mulia asli dari palsu. Dokumen lengkap juga mempercepat proses jual emas dan memberi keuntungan tambahan karena keaslian lebih terjamin.
Simpan nota dan sertifikat di tempat aman, termasuk versi digital di cloud atau email. Kebiasaan kecil ini bisa menyelamatkan nilai investasi di masa depan. Dengan bukti lengkap, jual emas jadi lebih lancar, cepat, dan dihargai dengan harga terbaik sesuai standar pasar.
4. Jual Emas Saat Kondisi Emosimu Stabil
Emosi sering kali jadi musuh terbesar investor saat jual emas. Banyak orang menjual karena panik melihat harga turun, padahal tren koreksi hanyalah bagian alami dari siklus pasar. Dalam beberapa bulan, harga biasanya pulih bahkan menembus rekor baru yang lebih tinggi.
Pada 2020, banyak yang menjual emas di awal pandemi karena takut rugi, namun hanya tiga bulan kemudian harganya naik 30 persen. Menariknya, survei menunjukkan lebih dari 40 persen investor ritel menyesal jual emas terlalu cepat karena terburu-buru mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang.
Riset perilaku investor menunjukkan keputusan jual emas terbaik justru muncul dari sikap tenang. Ketika Sobat sabar, peluang membaca arah pasar lebih akurat. Itulah sebabnya kestabilan emosi punya peran besar dalam menentukan keuntungan investasi logam mulia yang berkelanjutan.
5. Pertimbangkan Emas Digital untuk Likuiditas Cepat
Emas digital makin populer karena bisa dijual kapan saja tanpa perlu repot ke toko. Menurut data Bappebti, pengguna emas digital di Indonesia telah mencapai sekitar 9,87 juta orang per Januari 2025. Artinya, makin banyak investor mulai beralih ke cara investasi yang cepat dan praktis ini.
Meski likuid, emas digital tetap perlu strategi. Harga buyback di platform biasanya sedikit di bawah harga spot karena ada biaya penyimpanan dan spread transaksi. Jadi, penting buat Sobat memantau selisih harga harian agar hasil jual tetap optimal dan nggak rugi saat transaksi.
Untuk yang aktif bertransaksi, emas digital bisa jadi pilihan cerdas. Sobat dapat menjual sebagian saat harga naik, lalu membeli kembali saat koreksi. Platform seperti Treasury menawarkan sistem jual beli cepat dan aman, membantu Sobat menjaga likuiditas tanpa kehilangan peluang keuntungan jangka panjang.
Menjual emas tidak hanya soal waktu, tetapi juga strategi yang matang. Dengan membandingkan harga buyback, menyimpan dokumen lengkap, dan mengendalikan emosi, Sobat dapat meminimalkan risiko rugi. Setiap langkah kecil, mulai dari memilih jenis emas hingga menentukan waktu jual, sangat berpengaruh pada hasil investasi.
Pada akhirnya, emas tetap menjadi instrumen investasi yang aman dan menjanjikan jika dikelola dengan bijak. Baik emas fisik maupun digital, keduanya menawarkan peluang cuan jangka panjang. Dengan strategi rasional dan disiplin, emas bisa menjaga kestabilan keuangan di tengah perubahan tren pasar global yang dinamis.


