Sobat Treasury, selain milenial, ada lagi generasi yang sering menjadi sorotan, yaitu generasi Z. Generasi Z alias Gen Z adalah generasi yang lahir pada rentang tahun 1995-2010, namun ada juga yang menyebut lahir antara 1997-2015.
Serupa dengan “kakaknya”, milenial, Generasi Z ini berkaitan erat dengan teknologi. Bahkan, gadget menjadi pegangannya sedari kecil. Alhasil, teknologi dan internet pun berpengaruh terhadap kehidupan dan kepribadian mereka, termasuk mengelola uang.
Lantas, bagaimana karakteristik generasi Z ketika mengelola uang?
Pertama, Gen Z enggan berhutang. Generasi Z memang punya gaya hidup yang tinggi, namun mereka tidak suka berhutang. Mereka ini tidak suka berhutang, sehingga membayar secara tunai, dari belanja bulanan sampai makan di restoran mahal. Nggak jarang juga mereka memanfaatkan promo cashback dan diskon bisa berhemat.
Gen Z ini lebih suka menempatkan penghasilannya ke berbagai pos agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi, seperti belanja. Sementara itu, milenial justru menjadikan hutang untuk membiayai bisnis rintisan yang bisa mengerek penghasilan.
Kedua, generasi Z ini lebih suka membeli harga barang yang murah. Generasi ini tak jarang mencari harga barang yang lebih murah, tetapi kualitasnya tidak murahan. Sisa uangnya bisa digunakan untuk kegiatan lainnya, seperti nongkrong atau makan-makan. Generasi ini juga sering memanfaatkan e-commerce untuk berbelanja.
Ketiga, suka membeli barang-barang variatif. Dengan banyak jenis produk, Gen Z ini bisa menciptakan banyak gaya.
Keempat, memprioritaskan uang. Benda ini menjadi salah satu alasan orang-orang bekerja. Bagi generasi Z, mereka hidup dengan prioritas uang. Semakin banyak bekerja, dia akan mendapatkan uang semakin banyak.
Kelima, lebih praktis. Generasi Z lebih menilai suatu produk dari fungsi dan kepraktisannya. Jika itu bagus dan memenuhi ekspektasinya, tak jarang mereka rela membayar lebih untuk suatu barang atau jasa.
Keenam, lebih boros. Sayangnya, generasi ini lebih boros karena kebutuhannya lebih banyak daripada milenial sehingga tak heran kalau tabungannya lebih sedikit. Menurut sebuah survei, ada 85 persen generasi Z tak punya tabungan karena minim literasi keuangan. Selain tak terbiasa mengatur keuangan, Gen Z juga cenderung menghabiskan uang untuk hal-hal yang bukan merupakan kebutuhan utama. Generasi ini mengeluarkan 35 persen uangnya untuk liburan, 25 persen untuk hangout, 20 persen makan, 13 persen fesyen dan kecantikan, serta 7 persen investasi.
Ketuju, lebih melek investasi. Meskipun lebih boros, generasi Z lebih peduli terhadap masa tuanya. Mereka melirik investasi untuk mendapatkan tambahan uang dan menghimpun dana pensiun untuk masa tua.
Bicara tentang investasi, ada suatu instrumen yang cocok dipakai oleh generasi Z. Namanya, emas. Ya, logam mulia ini sudah lama “punya nama” untuk investasi. Selain nilainya tetap terjaga dan tahan dari inflasi, harga emas juga bisa naik setiap tahun. Lagipula, emas juga mudah ditemukan serta gampang dijual.
Kamu ingin membeli emas? Sekarang, Sobat Treasury bisa membelinya melalui platform emas digital seperti Treasury di smartphone. Aplikasi ini menawarkan emas dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.
Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.
Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!