Harga emas dunia hari ini Jumat, 18 Juli 2025 tercatat naik 0,08% ke level USD3.341,12 per troy ons. Sebelumnya pada Kamis, 17 Juli 2025 harga emas sempat turun 0,23% ke posisi USD3.338,58 per troy ons. Saat ini harga emas berada di zona konsolidasi, dengan pergerakan yang cenderung terbatas karena belum ada katalis baru.
Pelemahan emas kemarin terutama dipicu oleh penguatan dolar Amerika Serikat. Indeks dolar naik 0,35% ke level 98,73 dan menjadi yang tertinggi sejak 24 Juni 2025 lalu. Dolar yang menguat membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat juga turut menekan harga emas.
Klaim pengangguran Amerika Serikat yang lebih rendah dari pekan sebelumnya serta penjualan ritel yang naik 0,6% pada bulan lalu menunjukkan kekuatan konsumsi domestik. Namun, sebagian dari kenaikan penjualan ritel tersebut kemungkinan besar didorong oleh kenaikan harga barang akibat tarif.
Analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn, mengatakan bahwa data Amerika Serikat yang kuat menjadi pendorong dolar dan imbal hasil obligasi naik sehingga melemahkan pasar emas. Meski tren jangka pendek cenderung konsolidatif, pelaku pasar tetap waspada menghadapi ketidakpastian seputar arah tarif dan kebijakan suku bunga The Fed.
Harga Emas Hari Ini Jumat, 18 Juli 2025 di Indonesia
Di pasar Indonesia, harga beli emas Antam hari ini Jumat, 18 Juli 2025 turun tipis sebesar Rp2.000 dari yang sebelumnya berada di posisi Rp1.919.000 per gram menjadi Rp1.917.000 per gram. Penyesuaian ini mencerminkan respons terhadap penurunan harga emas global di sesi perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback emas Antam tetap stabil di posisi Rp1.763.000 per gram, tidak mengalami perubahan sejak kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan harga emas belum cukup signifikan untuk memicu penyesuaian pada sisi jual kembali.
Sedangkan di platform digital, harga emas Treasury juga mengikuti tren penurunan global. Hari ini Jumat, 18 Juli 2025, harga emas Treasury berada di level Rp1.827.691 per gram, turun tipis tidak sampai Rp1.000 dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp1.828.008 per gram.
Prediksi Harga Emas Mendatang
Prospek harga emas ke depan masih dipenuhi ketidakpastian, terutama dari sisi kebijakan suku bunga Amerika Serikat dan konflik dagang. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Gubernur The Fed, Adriana Kugler, mengatakan bahwa saat ini belum waktunya untuk memangkas suku bunga, mengingat dampak tarif mulai terlihat dalam tekanan harga konsumen.
Hal ini mengindikasikan sikap The Fed yang masih menahan diri untuk mengambil kebijakan melonggarkan suku bunga. Suku bunga yang tetap tinggi kurang menguntungkan bagi pasar emas karena investor akan cenderung mengarahkan asetnya ke instrumen yang memiliki imbal hasil seperti obligasi pemerintah.
Di sisi lain, ketegangan perdagangan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Negosiator perdagangan Jepang telah bertemu dengan pejabat Amerika Serikat untuk menghindari tarif 25% yang rencananya akan diberlakukan jika tidak tercapai kesepakatan hingga 1 Agustus mendatang.
Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com, menilai bahwa skenario paling ekstrem bisa saja terjadi jika eskalasi perang tarif ini terus meningkat. Ia berpendapat jika Trump menindaklanjuti ancamannya dan ketegangan perdagangan meningkat, maka harga emas berpotensi memecahkan rekor tertingginya lagi.
Secara teknikal, emas masih berada di zona bullish. Relative Strength Index (RSI) emas berada di level 51, menunjukkan bahwa momentum penguatan harga emas masih terjaga meski cenderung netral. Sementara Stochastic RSI emas berada di angka 57, yang menandakan posisi emas berada di area beli yang cukup sehat namun belum ekstrem.