Harga emas dunia hari ini Kamis, 17 Juli 2025 dibuka dengan penurunan sangat tipis 0,01% ke posisi USD3.345,93 per troy ons. Namun sebelumnya, pada Rabu, 16 Juli 2025 harga emas melonjak 0,73% ke level USD3.346,32 per troy ons. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketegangan antara Presiden Amerika Serikat dan Ketua The Fed serta meningkatnya konflik geopolitik.
Serangan udara besar-besaran Israel ke Damaskus yang menargetkan Kementerian Pertahanan dan area di sekitar istana presiden Suriah menambah tekanan geopolitik. Pasca serangan udara Israel ke Suriah, pasar emas kembali mendapat dukungan sebagai aset safe haven.
Selain itu, kenaikan harga emas kemarin terjadi seiring meredanya ketegangan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Ketua The Fed, Jerome Powell. Trump membantah rumor bahwa ia akan memecat Powell, meskipun tetap menolak untuk mengesampingkan kemungkinan tersebut.
Dari sisi data, laporan Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat untuk bulan Juni menunjukkan angka yang mengecewakan. Harga produsen tidak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,2%. Inti PPI, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga stagnan dan turun secara tahunan dari 3,2%.
Melemahnya inflasi produsen ini diperkirakan dapat menjadi alasan The Fed untuk mulai memangkas suku bunga, yang pada akhirnya dapat melemahkan dolar dan mendorong harga emas lebih tinggi. Berdasarkan beberapa faktor di atas harga emas diprediksi akan menguat seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar.
Harga Emas Hari Ini Kamis, 17 Juli 2025 di Indonesia
Sejalan dengan penguatan harga emas global, hari ini Kamis, 17 Juli 2025 harga beli emas Antam hari ini mengalami kenaikan Rp11.000 ke posisi Rp1.919.000 per gram dari hari sebelumnya Rp1.908.000 per gram. Kenaikan ini mencerminkan respons pasar lokal terhadap sentimen positif dari pasar global.
Begitu pula dengan harga buyback emas Antam, yang juga naik Rp11.000 dari Rp1.752.000 menjadi Rp1.763.000 per gram. Pergerakan ini tetap menjaga keseimbangan antara harga jual dan beli di pasar fisik Indonesia.
Namun berbeda dengan pergerakan harga fisik, harga emas di aplikasi Treasury mengalami sedikit koreksi. Setelah ditutup menguat di angka Rp1.834.825 per gram pada perdagangan Rabu lalu, hari ini harga emas digital terkonsolidasi ke posisi Rp1.819.668 per gram, turun sekitar Rp15.000.
Penyesuaian harga emas di aplikasi Treasury mencerminkan reaksi cepat dari sistem digital terhadap stabilisasi harga emas di pasar global. Sementara itu, harga buyback emas di aplikasi Treasury berada di Rp1.759.028 per gram, tetap mengikuti dinamika harga beli secara real-time.
Prediksi Harga Emas Mendatang
Prospek harga emas dalam jangka pendek masih akan sangat dipengaruhi oleh dinamika geopolitik dan sikap bank sentral Amerika Serikat. Rumor tentang kemungkinan pemecatan Powell sempat memicu lonjakan harga, namun setelah diklarifikasi oleh Trump, pasar kembali berada dalam fase penyesuaian.
Di sisi lain, Jim Wyckoff dari Kitco Metals memproyeksikan bahwa dalam waktu dekat emas akan bergerak di kisaran USD3.250 hingga USD3.476 per troy ons, mengingat ketidakpastian pasar yang masih tinggi serta potensi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Secara teknikal, emas saat ini masih berada di zona bullish. Relative Strength Index (RSI) emas berada di angka 52, menunjukkan bahwa momentum penguatan masih ada, meski belum terlalu kuat. Sedangkan Stochastic RSI emas berada di level 67 yang menandakan emas tengah berada dalam area beli dengan kekuatan sedang.
Ketegangan geopolitik yang belum mereda, tekanan inflasi yang berangsur melemah, dan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed bisa menjadi katalis berikutnya untuk pergerakan harga emas. Saat ini pasar masih akan terus mencermati pernyataan lanjutan dari otoritas moneter dan kondisi global untuk menentukan arah selanjutnya.
