Berita, Trivia
Crypto Crash Jadi Pengingat: Dunia Masih Butuh Emas di Era Digital
Anisatul Khanifah
Selasa, 14 Oktober 2025
crypto crash 2025

Kejatuhan besar di pasar kripto baru-baru ini kembali mengguncang dunia finansial digital. Di era yang serba terhubung dan berbasis algoritma, kepercayaan seolah berpindah dari emas ke kode digital. Namun, peristiwa crypto crash 2025 memperlihatkan bahwa ternyata teknologi belum tentu berarti kestabilan.

Selama beberapa tahun terakhir, aset digital dianggap simbol masa depan finansial, cepat, modern, dan terdesentralisasi. Namun, krisis terbaru membuktikan bahwa kepercayaan publik tidak semata ditentukan oleh teknologi. Ketika pasar bergejolak, manusia tetap mencari pijakan yang nyata, sesuatu yang bisa disentuh dan dipercaya, yaitu emas.

Crypto Crash 2025 dan Akar Masalah Dunia Keuangan Digital

Kejutan besar mengguncang dunia kripto pada 10-11 Oktober 2025 lalu. Setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif 100% untuk produk teknologi asal Tiongkok, kepanikan langsung melanda pasar global. Bitcoin merosot dari kisaran USD125.000 ke sekitar USD102.000, sementara Ethereum ikut jatuh hingga menyentuh level USD3.400-an.

Tak butuh waktu lama, efek domino pun menyebar ke seluruh pasar. Altcoin seperti Solana dan Cardano terjun hingga 30%, membuat kapitalisasi pasar global kripto kehilangan sekitar USD800 miliar hanya dalam sehari. Nilai total pasar yang semula berada di atas USD3 triliun tiba-tiba terpangkas drastis.

Meski begitu, dunia kripto tak sepenuhnya muram. Pada Senin, 13 Oktober 2025, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat. Kapitalisasi pasar global kembali naik ke USD3,87 triliun, didorong lonjakan volume perdagangan produk kripto berbasis bursa (ETP) yang menembus USD53 miliar per minggu dua kali lipat dari rata-rata tahunan.

Namun di balik gejolak angka tersebut, tersimpan pelajaran besar. Ketegangan geopolitik, posisi leverage yang berlebihan, dan arus keluar dana institusi menunjukkan betapa rapuhnya ekosistem kripto. Dunia digital yang serba cepat ternyata tetap tunduk pada satu hal klasik yaitu kepercayaan dan psikologi manusia yang mudah berubah.

Teknologi Canggih Belum Tentu Stabil: Pelajaran dari Pasar Crypto

Kerapuhan sistem digital kembali terlihat ketika tekanan jual meningkat dan likuiditas menipis. Mekanisme likuidasi otomatis yang awalnya dirancang untuk menjaga stabilitas justru memperparah kondisi pasar. Tanpa adanya peretasan atau bug besar, situasi ini membuktikan bahwa teknologi belum mampu mengendalikan kepanikan kolektif investor.

Akar kejatuhan bukan terletak pada kegagalan teknis, melainkan krisis likuiditas di pasar derivatif. Ketika Bitcoin gagal bertahan di level USD126.000, efek domino pun terjadi. Lebih dari USD600 juta posisi ber-leverage terlikuidasi hanya dalam dua hari, memaksa banyak investor menutup posisi demi membatasi kerugian.

Platform utama seperti Binance dan Coinbase memang tetap beroperasi normal, tetapi lonjakan transaksi menyebabkan biaya meningkat dan eksekusi transaksi melambat terutama di jaringan Ethereum. Alih-alih menjadi pelindung, sistem leverage agresif justru mempercepat penurunan harga dan menyingkap keterbatasan desain pasar digital saat krisis.

Sejumlah analis menyoroti hal ini sebagai sinyal penting bagi masa depan industri. Ash Crypto menyebut mekanisme likuidasi otomatis sebagai “senjata pemusnah massal”, sementara CryptoAmsterdam menilai koreksi besar ini sebagai proses konsolidasi alami menuju pasar yang lebih matang dan realistis.

Artinya, pasar kripto sedang berada di fase penyesuaian menuju ekosistem yang lebih sehat. Gejolak besar seperti ini menjadi ujian alami bagi ketahanan investor dan kualitas proyek digital. Hanya aset dan platform dengan fundamental kuat yang akan bertahan, sementara lainnya tersaring oleh seleksi pasar yang ketat.

Baca Juga: 5 Alasan Emas Digital Jadi Investasi Paling Aman – Treasury

Dunia Finansial Butuh Keseimbangan, Bukan Sekadar Inovasi

Di tengah laju pesatnya inovasi finansial, muncul kesadaran baru bahwa kemajuan teknologi tak boleh melupakan aspek stabilitas. Karena tanpa fondasi kepercayaan dan perlindungan konsumen, inovasi justru bisa menimbulkan kepanikan baru seperti yang terjadi pada pasar kripto.

Regulator global dan nasional kini menekankan pentingnya keseimbangan itu. Bank Indonesia, OJK, BAPPEBTI, hingga IMF sepakat bahwa regulasi yang kuat adalah pondasi utama agar transformasi digital berjalan aman, transparan, dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, Bank Indonesia menyoroti pentingnya sistem pembayaran yang inklusif dan efisien. OJK memperkuat tata kelola risiko teknologi, sementara BAPPEBTI terus mengawasi perdagangan digital termasuk aset kripto agar tetap transparan dan sesuai prinsip perlindungan konsumen.

Tren global juga menunjukkan arah yang serupa. Lebih dari 100 yurisdiksi kini memperketat pengawasan terhadap stablecoin dan proyek Central Bank Digital Currency (CBDC). Langkah ini menandai upaya bersama menuju sistem keuangan digital yang tak hanya inovatif, tetapi juga tangguh terhadap risiko sistemik dan ancaman siber.

Menariknya, survei Ipsos 2025 menunjukkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap bank digital dan layanan keuangan daring terus meningkat. Faktor seperti keamanan, kemudahan, dan transparansi menjadi alasan utama. Artinya, inovasi baru hanya bermakna jika diiringi strategi diversifikasi aset termasuk investasi emas sebagai safe haven saat gejolak finansial melanda.

Saat Dunia Digital Goyang, Emas Kembali Jadi Aset Aman

Ketika pasar kripto terguncang hebat, sorotan investor beralih ke emas. Logam mulia ini kembali menunjukkan ketahanannya di tengah gejolak pasar digital, menegaskan bahwa stabilitas dan kepercayaan tetap menjadi fondasi utama bagi siapa pun yang mencari perlindungan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global yang bergerak cepat.

Kenaikan minat terhadap emas terjadi bersamaan dengan aksi jual besar-besaran di aset kripto. Banyak investor ritel mulai sadar bahwa fluktuasi ekstrem di dunia digital bisa mengancam portofolio mereka. Akibatnya, mereka memilih beralih ke emas yang lebih stabil, berwujud, dan tahan terhadap tekanan pasar jangka pendek.

Fenomena ini dikenal sebagai safe haven shift, pergeseran besar menuju aset aman. Sejumlah analis global, termasuk dari UBS dan Standard Chartered, memperkirakan tren penguatan emas akan berlanjut. Logam mulia ini masih dianggap pelindung alami terhadap inflasi, pelemahan mata uang, dan ketidakpastian geopolitik yang sulit diprediksi.

Di Indonesia, tren serupa semakin terasa. Harga emas batangan Antam terus naik, sementara minat terhadap emas digital seperti di platform Treasury meningkat pesat. Melalui aplikasi ini, investor dapat membeli emas mulai dari nominal kecil dengan penyimpanan aman, transparan, dan dapat dicetak kapan pun diperlukan.

Pilihan terhadap emas digital menunjukkan bahwa inovasi dan rasa aman bisa berjalan beriringan. Banyak investor kini melihat Treasury bukan hanya sebagai sarana investasi modern, tetapi juga sebagai cara praktis menjaga nilai aset tanpa kehilangan makna klasik dari kepemilikan emas yang sesungguhnya.

Pada akhirnya, crypto crash 2025 mengingatkan bahwa di balik teknologi dan kecepatan transaksi, manusia tetap mencari kestabilan yang nyata. Baik dalam bentuk batangan maupun digital, emas masih menjadi simbol kepercayaan yang tak lekang oleh waktu pijakan kokoh di tengah dunia finansial yang terus berubah.

Artikel Populer
Harga Emas Hari Ini 11
Berita, Kabar Emas
Harga Emas Hari Ini 1 Gram Rabu 11 Desember 2024 Semakin Menanjak
Rabu, 11 Desember 2024
Hapus term: Analisa Harga Emas Analisa Harga EmasHapus term: Harga Buyback Emas Antam Hari Ini Harga Buyback Emas Antam Hari IniHapus term: Harga Buyback Emas Treasury Harga Buyback Emas TreasuryHapus term: Harga Emas Antam Hari Ini Harga Emas Antam Hari IniHapus term: Harga Emas Digital Hari Ini Harga Emas Digital Hari IniHapus term: Harga Emas Hari Ini Rabu 15 Oktober 2025 Harga Emas Hari Ini Rabu 15 Oktober 2025Hapus term: Harga Emas Treasury Hari Ini Harga Emas Treasury Hari IniHapus term: prediksi harga emas mendatang prediksi harga emas mendatangHapus term: Ramalan Harga Emas Mendatang Ramalan Harga Emas Mendatang
Berita, Kabar Emas
Dolar Masih Kuat Harga Emas Hari Ini Selasa 15 Oktober 2024 Melemah
Selasa, 15 Oktober 2024
Trivia
Zodiak Virgo Terkenal Jago Kelola Keuangan, tapi Awas Gampang FOMO
Jumat, 08 September 2023