Trivia
Kenali 5 Invisible Spending yang Menundamu Jadi Kaya
Dayinta
Rabu, 21 Mei 2025
invisible spending

Mengatur keuangan pribadi adalah kunci penting menuju kehidupan finansial yang stabil. Namun, banyak orang merasa sudah berhemat dan mengelola keuangan dengan baik, tapi tetap saja saldo tabungan tidak kunjung bertambah. Bisa jadi jawabannya bukan pada penghasilan yang kurang, tapi pada pengeluaran yang tak terlihat atau invisible spending.

Invisible spending bisa jadi musuh diam-diam dalam manajemen keuangan. Pengeluaran ini sering kali tidak disadari dan luput dari perhatian karena sifatnya yang seolah sepele. Padahal jika tidak dikendalikan invisible spending bisa menunda impian Sobat untuk mencapai kebebasan finansial.

Apa Itu Invisible Spending?

Invisible spending adalah jenis pengeluaran kecil dan rutin yang sering kali tidak terasa, tapi jika dikumpulkan nilainya bisa sangat besar. Karena tidak dicatat secara sadar, pengeluaran ini sering luput dari perhatian. Meski Sobat sudah berhemat, Sobat tetap bisa terjebak dalam invisible spending karena sifatnya yang tidak mencolok.

Sobat mungkin berpikir pengeluaran seperti ini tidak masalah karena nilainya kecil. Namun jika dikeluarkan secara terus-menerus, jumlahnya bisa mengganggu anggaran utama. Inilah mengapa mengenali dan mengontrol invisible spending menjadi langkah awal penting dalam mencapai kondisi finansial yang sehat.

Jadi, apa saja yang termasuk dalam invisible spending dan bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasan yang telah Treasury rangkum di bawah ini.

Contoh Invisible Spending yang Secara Tidak Sadar Sering Sobat Keluarkan

1. Langganan yang Tidak Digunakan Bisa Jadi Invisible Spending

Langganan layanan streaming, aplikasi premium, atau gym sering kali masuk ke dalam kategori invisible spending. Di awal memang terasa murah, misalnya Rp200.000 per bulan, tapi jika dikumpulkan selama setahun, nilainya bisa mencapai jutaan rupiah. Apalagi jika Sobat tidak benar-benar menggunakannya secara rutin.

Kebiasaan berlangganan karena takut ketinggalan tren ini menjadi jebakan yang banyak tidak disadari. Banyak orang masih membayar layanan yang bahkan sudah tidak mereka buka selama berbulan-bulan. Hal ini menjadi invisible spending karena pembayaran dilakukan otomatis melalui kartu kredit atau dompet digital.

2. Ongkos Kirim dan Biaya Admin

Di era digital seperti sekarang, biaya ongkos kirim dan biaya admin aplikasi menjadi invisible spending yang sangat umum. Biaya sekali transaksi mungkin akan terasa ringan hanya Rp5.000 hingga Rp15.000 tapi jika dilakukan hampir setiap hari, Sobat bisa kehilangan ratusan ribu tanpa sadar setiap bulan.

Masalahnya, biaya-biaya kecil ini jarang dianggap serius. Apalagi saat belanja online, Sobat cenderung fokus pada harga barangnya tanpa menghitung tambahan ongkir dan biaya layanan. Total pemborosan dari invisible spending jenis ini bisa sangat besar dalam jangka panjang.

Padahal jika invisible spending ini dialihkan untuk investasi, di masa depan Sobat bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Misalnya dengan berinvestasi emas di aplikasi Treasury. Tidak perlu repot ke toko emas, sekarang Sobat bisa melakukan jual beli emas di mana dan kapan saja dengan nominal mulai dari Rp5.000 saja.

Baca Juga: Frugal Living: Pengertian dan Tujuan Hidup Hemat Tanpa Menyiksa Diri – Treasury

3. Invisible Spending yang Sering Sobat Keluarkan Adalah Makanan dan Minuman

Ngopi di kafe, membeli camilan saat isi bensin, atau jajan sore saat bosan bekerja, adalah contoh nyata invisible spending. Pengeluaran seperti ini jarang dicatat karena nominalnya kecil. Tanpa disadari, pengeluaran ini bisa menguras dompet Sobat jika dilakukan secara konsisten.

Berbeda dengan biaya makan sehari-hari yang memang adalah sebuah kebutuhan untuk bertahan hidup, membeli makanan atau minuman hanya karena impulsif atau bahkan mengikuti tren bisa termasuk dalam kategori invisible spending.

4. Biaya Parkir dan Transportasi Tambahan

Biaya parkir harian, ojek online yang dipesan karena malas jalan, atau bensin tambahan karena bolak-balik ke tempat yang tidak terlalu penting bisa menjadi invisible spending yang sangat sering terjadi. Nominal kecil yang dibayarkan secara tunai atau pun melalui e-wallet membuat banyak orang tidak menyadari seberapa besar biaya ini dalam sebulan.

Membiasakan diri berjalan kaki dalam jarak dekat, menggunakan transportasi publik saat memungkinkan, atau menyusun agenda agar efisien secara rute bisa mengurangi invisible spending di sektor ini. Penghematan kecil setiap hari akan berdampak besar dalam jangka panjang.

5. Hati-hati Diskon Palsu dan Promo yang Menjebak Bisa Jadi Invisible Spending

Sobat pasti sudah familiar dengan promo buy 1 get 1, diskon flash sale, atau bundling paket yang sering kali membuat Sobat merasa sedang berhemat. Padahal, penawaran ini justru menjadi bentuk lain dari invisible spending, terutama jika barang yang dibeli sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Penawaran yang menarik membuat banyak orang justru membeli lebih dari yang seharusnya. Ini adalah bentuk pemborosan yang terbungkus dengan kemasan hemat. Invisible spending jenis ini sangat berbahaya karena dibarengi dengan perasaan puas, padahal uang yang Sobat keluarkan di luar dari perencanaan keuangan.

Jangan biarkan invisible spending mencuri kesempatan Sobat untuk hidup lebih sejahtera di masa depan. Yuk, mulai lebih sadar terhadap pengeluaran harian dan pastikan setiap rupiah yang Sobat digunakan sesuai kebutuhan dan bertujuan untuk sesuatu yang lebih berarti.

Cara Menghindari Invisible Spending

  • Catat Setiap Pengeluaran Kecil

Gunakan aplikasi pencatat keuangan harian atau catatan manual agar Sobat tahu ke mana uang mengalir, termasuk pembelian kopi, camilan, atau ongkos parkir.

  • Tinjau Langganan Secara Berkala

Evaluasi semua layanan berlangganan tiap 1 hingga 3 bulan sekali. Hentikan layanan yang tidak digunakan agar tidak menjadi beban keuangan diam-diam.

  • Buat Anggaran Lifestyle Khusus

Tetapkan batas bulanan untuk jajan, belanja impulsif, atau hiburan. Cara ini membuat Sobat tetap bisa menikmati hidup tanpa keluar dari jalur keuangan yang sehat.

  • Gunakan Metode Belanja Terencana

Belanja sesuai daftar kebutuhan dan hindari tergoda promo yang tidak relevan. Jangan biarkan diskon menuntun Sobat pada pemborosan terselubung.

  • Biasakan Menunda Pembelian

Terapkan aturan 24 jam sebelum membeli barang di luar kebutuhan. Cara ini membantu Sobat menahan keinginan impulsif dan mencegah invisible spending yang tidak disadari.

Mengelola keuangan tidak hanya soal mencari penghasilan tambahan, tapi juga tentang mengendalikan pengeluaran yang tak terlihat. Invisible spending mungkin tampak sepele, tapi jika terus dibiarkan, bisa menjadi penghalang terbesar bagi Sobat untuk menabung, berinvestasi, dan mencapai kesejahteraan jangka panjang.

Sobat bisa memperbaiki pola belanja secara perlahan namun pasti dengan mengenali jenis-jenis invisible spending dan mulai mencatat pengeluaran kecil. Kedisiplinan kecil hari ini bisa membawa perubahan besar di masa depan. Jangan biarkan invisible spending mencuri kesempatan Sobat untuk hidup lebih sejahtera.

Artikel Populer
investasi paling aman
Trivia
5 Alasan Emas Digital Jadi Investasi Paling Aman
Jumat, 01 November 2024
Tips Keuangan
Istri Makin Jago Kelola Keuangan dengan Baik Kalau Punya Ini
Rabu, 20 Juli 2022
Retail Therapy
Tips Keuangan, Trivia
Apa Itu Retail Therapy? 5 Keuntungan dan Kerugiannya Untuk Kesehatan Mental dan Finansial
Rabu, 04 September 2024